Pada tahun 2014, World Health Organization melaporkan bahwa dari total kematian 1.551.000 jiwa karena penyakit tidak menular, sebanyak 37% di antaranya disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Penyakit vaskular umumnya diawali dengan proses atherosclerosis yaitu proses penumpukan plak pada dinding arteri yang menyebabkan berkurangnya elastisitas pembuluh darah sehingga pembuluh darah arteri menjadi lebih kaku. Kekakuan pembuluh arteri dapat diperkirakan dengan mengukur kecepatan perambatan gelombang tekanan di sepanjang arteri. Salah satu parameter yang digunakan adalah PWV (pulse wave velocity). Hubungan antara PWV dan kekakuan arteri dijelaskan oleh persamaan Moens-Korteweg di mana modulus incremental statis (Einc) dari arteri berbanding lurus dengan nilai PWV.
baPWV (brachial-ankle pulse wave velocity) merupakan parameter vaskular yang digunakan untuk menilai kekakuan segmen antara arteri brachial dan femoral, termasuk di antaranya adalah aorta. Untuk mengukur baPWV, dapat digunakan dua sensor yang mengukur pola gelombang tekanan di lengan atas dan pergelangan kaki. Nilai baPWV ditentukan oleh selisih waktu antara dua pola gelombang tersebut.
Penelitian ini mempelajari enam metode untuk menemukan titik referensi yang spesifik pada gelombang osilometrik (oscillometric waveform, OMW) dari pengukuran tekanan manset untuk menghitung selisih waktu dua pola OMW. Adapun metode yang digunakan yaitu metode nilai maksimum, nilai minimum, turunan pertama maksimum, turunan kedua maksimum, titik perpotongan garis singgung antara turunan pertama maksimum dengan nilai minimum, dan titik perpotongan garis singgung antara turunan kedua maksimum dengan nilai minimum. Perhitungan baPWV dilakukan pada tiga level tekanan manset: 25 mmHg di bawah sistol, 25 mmHg di antara tekanan arteri rata-rata (MAP), dan 25 mmHg di bawah diastol. Pada setiap level tekanan, digunakan paling sedikit 3 gelombang untuk perhitungan baPWV. Metode perhitungan baPWV terbaik ditentukan dengan nilai variansi data terkecil.
Pengujian metode dilakukan terhadap 81 subjek di mana 77 subjek untuk pengujian umum dan 4 subjek untuk pengujian repetisi. Hasil pengujian umum menunjukkan metode turunan kedua maksimum memberikan nilai baPWV yang paling konsisten dari perhitungan beberapa gelombang dalam satu data OMW. Sementara hasil pengujian repetisi dari 6 data OMW untuk tiap subjek menunjukkan metode turunan pertama maksimum juga memberikan nilai baPWV paling konsisten dengan perbedaan yang tidak signifikan dibandingkan dengan metode turunan kedua maksimum. Hasil penelitian juga memverifikasi bahwa kenaikan tekanan darah dapat meningkatkan modulus incremental statis (Einc) yang meningkatkan nilai baPWV. Dengan demikian, rentang nilai baPWV di antara semua metode akan berbeda dan bergantung pada tekanan darah di mana titik referensi itu terletak.