digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT. Freeport Indonesia telah melaksanakan kegiatan penambangan emas dan tembaga di Indonesia sejak 30 tahun lalu dan kegiatan penambangan akan berakhir pada tahun 2041. Pada proses penambangan tersebut dihasilkan limbah tailing yang sangat besar jumlahnya, oleh karena itu perlu ada metode yang tepat untuk penanganannya. Berdasarkan studi sebelumnya metoda yang paling tepat adlah mengalirkan tailing pada aliran sunga-sungai dan mengendapkan sebagian besar tailing di bantaran banjir S. Ajkwa (ModADA). Untuk meningkatkan proses pengendapan maka dibangunlah bangunan pelimpah di hulu ModADA.Dalam perencanaan bendung ini desain bendung didasarkan pada perhitungan debit banjir dari pengolahan data curah hujan Stasiun Mill, Stasiun Tembagapura, dan Stasiun Mile50. Metode perhitungan debit banjir yang digunakan adalah metode rasional dan metode Hidrograf Nakayasu. Dilakukan penentuan tinggi muka air sepanjang saluran, diatas pelimpah, dan dihilir pelimpah, dan penentuan panjang kolam olak sebagai dasar perencanaan bangunan. Desain bangunan terdiri atas Weir (melimpahkan air) dan Wing Leeve barat dan timur (tidak melimpahkan air). Pada weir analisis stabilitas dilakukan terhadap gaya guling, geser, dan daya dukung tanah, dilakukan secara manual. Sedangkan pada wing leeve dilakukan analisis stabilitas lereng pada keadaan muka air penuh, terjadi penurunan muka air secara tiba-tiba, dan pada kondisi gempa. Perhitungan stabilitas wing leeve dilakukan dengan bantuan software Plaxis 8.2.