Perairan Selat Bali merupakan salah satu wilayah perairan yang memiliki masalah sampah lautan musiman yang serius. Sampah lautan tersebut bertumpuk di pantai barat Pulau Bali selama musim barat. Dari studi lapangan yang dilakukan pada 18-20 Maret 2012 di Pantai Kuta Bali, diketahui bahwa jumlah sampah lautan dalam satu musim mencapai 5.400-8.400 meter kubik dengan plastik dan kayu merupakan tipe sampah lautan terbanyak. Ditemukan juga kayu-kayu gelondongan dalam jumlah yang signifikan. MIKE21 Hydrodynamics Module dengan metode Alternating Direction Implicit Double Sweep digunakan untuk menghitung medan kecepatan arus perairan SelatBali. Hasil model menunjukkan bahwa pola arus di bagian utara selat yang sempit lebih dipengaruhi oleh pasang surut sedangkan di daerah lainnya pola arus didominasi oleh pengaruh angin barat. Medan kecepatan arus ini dipakai sebagai masukan model trajektori partikel MIKE21/3 Pa/Sa Module. Sumber partikel yang merepresentasikan sampah lautan dibatasi hanya pada lokasi sungai-sungai/saluran-saluran air yang bermuara ke Selat Bali. Dilakukan 3 skenario. Dalam skenario pertama dicari trajektori dari partikel-partikel yang hanya dilepaskan satu kali di awal simulasi. Dalam skenario kedua dan ketiga, partikel-partikel dilepaskan secara kontinu dari sumbernya. Pergerakan sampah kayu selama musim barat dimodelkan pada skenario kedua sedangkan pergerakan sampah plastik dimodelkan pada skenario ketiga. Analisis dari studi lapangan serta hasil model mengindikasikan bahwa sampah lautan yang sampai ke Pantai Kuta berasal dari Pulau Bali sendiri, terutama dari daerah Badung dan Tabanan.
Perpustakaan Digital ITB