Penurunan muka tanah merupakan fenomena yang banyak terjadi di kota – kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, dan Semarang. Penurunan muka tanah di Wilayah Jakarta diduga disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebih, kompaksi alamiah, beban bangunan dan pengaruh tektonik. Penurunan muka tanah di Wilayah Jakarta juga ternyata berpotensi menimbulkan dampak kerugian seperti kerusakan pada bangunan, infrastruktur, dan memperparah genangan banjir. Dalam tugas akhir ini akan dicoba dilakukan pemetaan dampak dari penurunan muka tanah di wilayah Jakarta. Dampak penurunan tanah telah teridentifikasi seperti retakan pada dinding bangunan, atap rumah yang turun, terjadi indudansi air laut atau rob, kerusakan infrastruktur, dan memperparah genangan banjir. Daerah yang mengalami beberapa kerusakan akibat penurunan muka tanah ini seperti Penjaringan, Tanjung Priok, Cengkareng, Cakung, Kelapa Gading, Pademangan, dan Taman Sari. Sebagai background peta pemetaan dampak penurunan tanah dibuat peta zonasi penurunan tanah di Jakarta yang diperoleh dari hasil pemantauan menggunakan teknologi GPS dan Sipat Datar dari tahun 2000 sampai dengan 2011 . Hasil pengolahan data GPS dan Sipat datar menunjukkan pada periode tahun 2000 sampai 2011 beberapa daerah di Wilayah Jakarta telah mengalami penurunan muka tanah sebesar 1 cm sampai 1,7 m yang bervariasi baik secara spasial maupun temporal. Hal ini diperkirakan disebabkan oleh proses kompaksi alamiah dan beban bangunan. Penurunan muka tanah yang paling besar dialami oleh daerah - daerah yang mengalami penurunan muka airtanah yang besar pula seperti Penjaringan, Tanjung Priok, Jakarta Utara, dan Cakung, Jakarta Timur. Pemantauan terhadap penurunan muka tanah beserta pemetaan dampaknya ini diharapkan dapat berguna untuk pengaturan pengambilan airtanah, pengendalian banjir, konservasi lingkungan, serta pengambilan keputusan dalam pembangunan infrastruktur.
Perpustakaan Digital ITB