digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP SANDI PRIMA YUDHA & HARNI HARUMI PUSPARANI 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2008 TA PP SANDI PRIMA YUDHA & HARNI HARUMI PUSPARANI 1-BAB 1.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP SANDI PRIMA YUDHA & HARNI HARUMI PUSPARANI 1-BAB 2.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP SANDI PRIMA YUDHA & HARNI HARUMI PUSPARANI 1-BAB 3.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP SANDI PRIMA YUDHA & HARNI HARUMI PUSPARANI 1-BAB 4.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP SANDI PRIMA YUDHA & HARNI HARUMI PUSPARANI 1-BAB 5.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP SANDI PRIMA YUDHA & HARNI HARUMI PUSPARANI 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Tanah, sesuai dengan karakteristiknya, memiliki masalah masing-masing. Pada tanah jenis lempung, daya dukung dalam memikul beban serta penurunan, baik dari segi besar penurunan maupun lama waktu konsolidasi, merupakan dua hal yang paling perlu diperhatikan pada suatu perancangan detail suatu infrastruktur. Sedangkan pada tanah yang tidak memiliki kohesi seperti pasir, likuifaksi merupakan potensi masalah yang akan menimbulkan kerusakan dan kemampuan layan dari suatu infrastruktur. Runway dan taxiway merupakan bagian terpenting dari suatu bandara. Kedua elemen ini memerlukan perencanaan yang sangat matang baik dari segi kekuatan maupun kemampuan layan, termasuk dari segi geoteknik.Untuk lapisan tanah lempung, daya dukung merupakan satu hal yang perlu dianalisis dengan cermat. Jika besar beban yang akan bekerja pada tanah dasar melebihi kapasitas daya dukung tanah pondasi, maka perlu dilakukan pembebanan awal (pre-loading) dengan proses konstruksi yang dilakukan secara bertahap. Tiap tahap pembebanan baru dapat dilakukan setelah tanah dasar terkonsolidasi akibat pembebanan sebelumnya sehingga tanah mengalami peningkatan kuat geser (gain strength) untuk mampu menahan beban pada tahapan konstruksi selanjutnya. Pada kondisi alami, tanpa perlakuan khusus pada tanah, waktu konsolidasi yang dibutuhkan sangat lama sehingga akan memperlambat proses konstruksi. Untuk mempercepat proses tersebut, diperlukan suatu perlakuan untuk mempercepat terjadinya konsolidasi, salah satunya adalah dengan memberi Prefabricated Vertical Drain (PVD).Lain halnya dengan tanah lempung, tanah pasir cenderung memiliki daya dukung yang besar dalam memikul beban dan tidak mengalami konsolidasi. Namun tanah pasir memiliki potensi masalah lain yang juga perlu diperhatikan, salah satunya adalah likuifaksi. Likuifaksi yang dipengaruhi oleh muka air tanah, distribusi ukuran partikel serta besar tegangan yang bekerja pada tanah dapat dianalisis dengan berbagai metode. Salah satu metode yang cukup sederhana namun telah mencakup semua faktor yang dapat menyebabkan likuifaksi seperti faktor muka air tanah, gempa dan tegangan serta ketahanan tanah, adalah metode Simplified Procedure yang diperkenalkan oleh Seed dan Idriss (1971).Pada Tugas Akhir ini, dilakukan analisis daya dukung, konsolidasi dan potensi likuifaksi pada sektor runway dan taxiway pada bandara internasional di Sumatera Utara. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan beban rencana yang akan dipikul, diperlukan empat tahapan penimbunan setinggi 1,0-2,0 meter tiap tahap tergantung kuat geser tanah pada saat penimbunan. Dari analisis konsolidasi, diketahui bahwa konfigurasi paling efektif dari Prefabricated Vertical Drain, yang merupakan solusi percepatan konsolidasi yang dipilih dalam Tugas Akhir ini, adalah konfigurasi segitiga dengan spasi 1,6 meter. Konfigurasi ini dapat mengurangi waktu konsolidasi secara signifikan yaitu dari 6,5 tahun menjadi 1 tahun. Pada analisis potensi likuifaksi, diperoleh hasil bahwa di sepanjang daerah kajian, terdapat potensi likuifaksi pada kedalaman 2,0 hingga 20,0 meter. Untuk meminimalisir dampak dari permasalahan ini, PVD dapat dipilih untuk mempermudah terjadinya aliran air pada saat gempa, selain pemadatan dan perbaikan desain struktural.