2007 TA PP SHADIQ THAHIR MAHMUD AHMAD PONTOH 1-COVER.pdf
2007 TA PP SHADIQ THAHIR MAHMUD AHMAD PONTOH 1-BAB1.pdf
2007 TA PP SHADIQ THAHIR MAHMUD AHMAD PONTOH 1-BAB2.pdf
2007 TA PP SHADIQ THAHIR MAHMUD AHMAD PONTOH 1-BAB3.pdf
2007 TA PP SHADIQ THAHIR MAHMUD AHMAD PONTOH 1-BAB4.pdf
2007 TA PP SHADIQ THAHIR MAHMUD AHMAD PONTOH 1-BAB5.pdf
2007 TA PP SHADIQ THAHIR MAHMUD AHMAD PONTOH 1-PUSTAKA.pdf
Sebagai salah satu alternatif pengolahan limbah koran yang ada, dilakukan suatu penelitian untuk mengkaji pembuatan fiberboard tanpa perekat dari limbah koran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fiberboard tanpa perekat dapat dibuat dari limbah koran bekas dengan mengolahnya melalui metode wet process (merujuk pada standard pengolahan pulp berdasarkan TAPPI T200) dimana serat diolah menjadi pulp, kemudian di bentuk menjadi mat menggunakan paperhandsheet, ditekan pada tekanan 500bar selama 10 menit, dan dikeringkan di dalam oven pada temperatur 100°C selama satu hari. Dalam proses pembuatannya dilakukan variasi ada tidaknya proses refining dalam pengolahan wet process yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses refining akan mempengaruhi densitas, penyerapan uap air, kekuatan dan kekakuan tarik dari fiberboard tanpa perekat yang dibuat.
Dalam pembuatan fiberboard tanpa perekat, adanya proses refining akan meningkatkan densitas sebesar 15,79%, kekuatan tarik sebesar 100% (kondisi kering) dan kekakuan tarik sebesar 59% (kondisi kering), serta menurunkan kadar penyerapan air fiberboard 16,37%. Pada kondisi basah (mengandung uap air pada kondisi kamar), kekuatan tarik fiberboard secara umum akan menurun menjadi 75% dari kondisi keringnya sedangkan kekakuan tariknya akan menurun menjadi 85% dari kondisi keringnya. Peningkatan sifat fiberboard yang terjadi diakibatkan oleh terbentuknya fibrilasi pada serat akibat proses refining, peningkatan fraksi volume serat, penurunan porositas, serta peningkatan ikatan hidrogen dan entanglement (belitan) antar serat yang terbentuk.
Fiberboard dengan sifat terbaik, pada penelitian ini, merupakan fiberboard yang dalam pengolahan dilakukan proses refining menggunakan beater selama 10 menit (merujuk pada standard TAPPI T200). Fiberboard tersebut memiliki densitas 0,66 gr/cm3, dengan kekuatan tarik sebesar 18 MPa (kondisi kering), kekakuan tarik 543 MPa (kondisi kering), dengan penyerapan air sebesar 4,36% pada kondisi kamar. Fiberboard tersebut memiliki sifat yang lebih rendah dari MDF pasaran namun telah memenuhi standar minimum hardboard ANSI (densitas = 0,500gr/cm3; kekuatan tarik = 15,2 MPa).
Perpustakaan Digital ITB