digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penerapan serat alam dalam aplikasi komposit makin banyak digunakan akhir-akhir ini. Namun serat alam masih memiliki beberapa kelemahan, antara lain sifatnya yang hidrofil. Bila digunakan dalam aplikasi komposit, air yang diserap serat alam dapat menyebabkan kerusakan pada antarmuka komposit. Masalah lain adalah buruknya antarmuka serat alam dengan matriks. Cara yang umum dilakukan untuk mengatasi kelemahan ini adalah dengan perlakuan permukaan serat. Beberapa metode perlakuan serat adalah alkalisasi dan penambahan larutan matriks. Dalam penelitian ini akan dikaji pengaruh perlakuan serat alkalisasi dan pelapisan matriks poliester terhadap kekuatan geser dan terhadap ketahanan lingkungan komposit rami-poliester. Ketahanan lingkungan dikaji berdasarkan variasi kelembaban yang diberikan pada komposit, yaitu RH 60 dan RH 95. Spesimen kemudian diuji dengan short beam test untuk mengetahuai kekuatan geser antarmukanya. Karakterisasi SEM dilakukan untuk mengetahui morfologi permukaan serat rami setelah diberi perlakuan serat. Analisa citra juga dilakukan untuk mengetahui kadar void di dalam komposit. Hasil short beam test menunjukkan tidak adanya peningkatan kekuatan geser akibat perlakuan serat, kekuatan geser semua spesimen berada diantara 1,69-1,85 N/mm2. Namun hasil SEM menunjukkan adanya matriks yang menempel pada serat, bukti berhasilnya perlakuan alkalisasi-poliester. Tidak naiknya kekuatan geser hasil short beam test disebabkan variasi void di dalam komposit, yang berkisar antara 7,51%-20,34%. Dari perlakuan lingkungan diketahui bahwa penurunan kekuatan geser komposit pada kondisi basah dibanding kering dipengaruhi kadar void dan penyerapan air komposit tersebut. Perlakuan alkalisasi-poliester dapat meningkatkan ketahanan komposit rami-poliester terhadap pengaruh kelembaban. Komposit tanpa alkalisasi hanya memiliki sisa 77% kekuatan awalnya, sedang komposit dengan perlakuan alkalisasi-poliester masih memilki 85-90% kekuatan awalnya.