PT Rifansi Dwi Putra merupakan suatu perusahaan yang berspesialisasi dalam bidang engineering, procurement dan construction di industri minyak dan gas bumi. Dalam bidang engineering, procurement dan construction, manajemen sebagai salah satu pemangku kepentingan yang memainkan peran yang sangat penting dalam menciptakan suatu organisasi atau perusahaan yang berdaya saing dan berkelanjutan, dimana manajemen digambarkan sebagai urutan mekanisme yang dapat mengoordinasikan beragam sumber untuk mendapatkan tujuan organisasi atau perusahaan yang telah didirikan. Semakin berkembangnya industri minyak dan gas khususnya di Indonesia yang ditandai dengan semakin ketatnya persaingan di bidang engineering, procurement dan construction menuntut PT Rifansi Dwi Putra untuk dapat bersaing dengan kontraktor pendatang baru maupun kontraktor yang sudah ada. Sehingga, diperlukan sistem yang dapat membantu PT Rifansi Dwi Putra dalam meningkatkan dan mempertahankan kinerjanya sehingga dapat terus bersaing dan berkembang.
Dengan menerapakan manajemen kinerja perusahaan, PT Rifansi Dwi Putra diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada saat ini. Dalam menemukan akar masalah, peneliti menggunakan metode Current Reality Tree (CRT) dengan mewawancarai beberapa responden sebagai perwakilan manajemen yang ada di dalam PT Rifansi Dwi Putra. Setelah itu, peneliti mengusulkan kerangka Integrated Performance Management System (IPMS) sebagai solusi bisnis karena kerangka ini dapat mengatasi masalah di perusahaan dan itu bisa menjadi tolak ukur untuk menganalisa kinerja perusahaan saat ini dengan kinerja sebelumnya. Ada 5 tahap dalam kerangka kinerja IPMS, yaitu pondasi, latar belakang dan informasi, proses perancangan, implementasi dan evaluasi. Untuk mendapatkan pondasi dengan cara memahami empat pedoman prinsip serta lima kaidah dalam merancang sistem manajemen kinerja. Setelah mendapat pondasi dilanjutkan dengan mengumpulkan latar belakang dan informasi dasar dengan menggunakan analisis eksternal (PESTEL analysis dan Porter’s Five Forces). Langkah berikutnya adalah proses perancangan IPMS yang dimulai dengan mengevaluasi visi perusahaan menggunakan vision generator, kemudian mengevaluasi misi perusahaan dengan menggunakan checklist criteria, dan menetapkan strategi perusahaan menggunakan kerangka VRIO. Setelah menetapkan strategi perusahaan, dilanjutkan dengan menetapkan variable, aspek dan indikator penilaian kinerja serta keterkaitan antar variabel berdasarkan group discussion. Setelah itu dilanjutkan dengan proses kaji banding (benchmarking) sebagai bagian untuk melihat sisi lain diluar cara pandang yang biasa diterapkan tentang penilaian kinerja. Pada tahap akhir yang dilakukan adalah implementasi dan evaluasi dari Integrated Performance Management System (IPMS) itu sendiri.
Hasil dari implementasi dan evaluasi keluar dalam bentuk tampilan (Display) dan diharapkan Integrated Performance Management System (IPMS) yang akan diusulkan harus mendorong PT Rifansi Dwi Putra untuk melihat ke depan dan itu bisa menjadi tantangan untuk meningkatkan pengukuran kinerja juga secara efektif.
Perpustakaan Digital ITB