digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Dirgantara Indonesia (Persero), juga dikenal sebagai PTDI adalah salah satu perusahaan dirgantara asli di Asia dengan kompetensi inti dalam desain dan pengembangan pesawat, manufaktur struktur pesawat, produksi pesawat, dan layanan pesawat untuk sipil dan militer pesawat ringan dan menengah. Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara PTDI salah satu tujuan PTDI adalah berkontribusi terhadap pembangunan negara diantaranya mendukung program pemenuhan Alutsista negara, membuka lapangan kerja, mengingkatkan ekspor ke negara lain dan memberikan keuntungan kepada negara dalam bentuk deviden. Namun dalam beberapa tahun ini PTDI memiliki berbagai permasalahan baik permasalahan finansial seperti kinerja keuangan yang fluktuatif dan permasalahan non finansial seperti masih ada beberapa produk yang di kirimkan kepada customer terlambat, masih tingginya kerugian akibat reject, sehingga diperlukan manajemen kinerja perusahaan yang dapat mengukur pencapaian kinerja perusahaan terhadap target perusahaan lebih lanjut lagi untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Sistem manajemen kinerja yang diusulkan menggunakan kerangka kerja Balanced Scorecard (BSC) oleh Kaplan and Norton (1992), Performance Prism (PP) Neely (2002) dan Integrated Performance Mangament System (IPMS) Wibisono (2003) dari ketiga kerangka kerja tersebut akan di usulkan kerangka yang paling cocok yang akan diusulkan akan digunakan oleh PTDI. Diharapkan dengan mengimplementasikan sistem manajemen kinerja ini dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh PTDI. Sistem manajemen kinerja yang disusun secara komprehensif sejalan dengan visi, misi dan nilai perusahaan dengan memperhatikan hasil analisis external perusahaan menggunakan metode PESTEL & Porter Five Force serta melakukan analisis internal menggunakan analisis Altman-Z Score dan menggabungkan kedua analisis tersebut menggunakan SWOT analisis dan melakukan formulasi strategi (strategi korporasi, strategi bisnis dan strategi fungsional) kemudian membuat sistem manajemen kinerja menggunakan tiga kerangka kerja. Masing-masing kerangka kerja memiliki jumlah perspektif yang berbeda-beda, untuk balanced scorecare terdiri dari 4 perspektif (finansial, pelanggan, internal proses bisnis dan pembelajaran & pertumbuhan inovasi), untuk Performance Prism terdiri dari 5 perspektif (kepuasan stakeholder, strategi, proses, kapabiliti dan kontribusi stakeholder) dan Integrated Performance Management Sytem terdiri dari 3 perspektif (keluaran organisasi, proses internal dan kemampuan sumber daya). Setiap perspektif memiliki indicator yang terukur untuk mengukur pencapaiannya. Dengan mengetahui pencapaian masing-masing indicator diharapkan menjadi sistem monitoring yang menjadi awal untuk analisis lebih lanjut dan dapat dijadikan masukan untuk pengambilan keputusan untuk manajemen. Setelah masing-masing kerangka kerja dibuat langkah berikutnya adalah menentukan kerangka kerja mana yang paling cocok, disini penulis menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan peninjauan terhadap literatur sehingga pada akhirnya kerangka kerja yang diusulkan untuk diimplementasikan adalah IPMS.