Industri manufaktur otomotif di Indonesia berkontribusi sebesar 7,63% terhadap PDB pada tahun 2023, memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, PT Mawar Manufaktur (PT MM) menghadapi tantangan seperti penurunan permintaan, pendapatan, ketergantungan yang berlebihan pada metrik keuangan, dan kurangnya integrasi. PMS saat ini gagal mencerminkan prioritas strategis seperti inovasi, tanggung jawab sosial, dan efisiensi energi.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem manajemen kinerja yang terintegrasi dan strategis bagi PT MM dengan mengadopsi kerangka kerja Knowledge-Based Performance Management System (KBPMS). Pemilihan kerangka kerja KBPMS didasarkan pada kemampuannya untuk menggabungkan pendekatan berbasis pengetahuan, analisis kualitatif dan kuantitatif, dan kemudahan penyesuaian dengan konteks industri manufaktur di Indonesia. Kerangka kerja ini terdiri dari lima tahap: (0) fondasi utama, (1) informasi dasar, (2) desain, (3) implementasi, dan (4) penyegaran sistem. Penelitian diawali dengan analisis eksternal (PESTLE, Porter’s Five Forces) dan internal (VRIO, Value Chain), diikuti oleh matriks SWOT dan TOWS untuk mengidentifikasi variabel kinerja utama. Data dikumpulkan melalui wawancara manajemen dan laporan perusahaan. Analytic Hierarchy Process (AHP) kemudian digunakan untuk memprioritaskan indikator kinerja untuk PMS yang diusulkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PMS yang terintegrasi dengan pendekatan KBPMS dapat menyelaraskan tujuan strategis dan operasional perusahaan. Indikator yang diusulkan mencakup hasil keuangan dan non-keuangan, proses internal (misalnya, efisiensi, kualitas layanan, inovasi), dan kemampuan sumber daya (SDM, teknologi, organisasi). Pembandingan praktik terbaik global direkomendasikan untuk meningkatkan daya saing. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan fleksibilitas PT MM dan mempertahankan posisinya di pasar otomotif domestik dan global.
Perpustakaan Digital ITB