Indonesia saat ini sedang menjalani transisi energi yang kritis untuk mencapai tujuan iklimnya. Negara ini bertujuan untuk mengurangi emisinya sebesar 31,89% pada tahun 2030 dan mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060. Terlepas dari potensi besar Piped Natural Gas (PNG) dalam mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil, adopsinya lambat, terutama di sektor rumah tangga. Penelitian ini menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan rumah tangga Indonesia untuk mengadopsi PNG melalui program Jargas. Penelitian ini menggunakan Model Penerimaan Teknologi Diperpanjang (TAM) untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi adopsi PNG. Tujuan utamanya adalah untuk menilai dampak konstruksi perilaku utama, termasuk kepercayaan, kesadaran, risiko yang dirasakan, kesenangan, dan kemudahan penggunaan, pada adopsi PNG. Pendekatan kuantitatif digunakan, memanfaatkan survei terstruktur untuk mengumpulkan data dari 300 responden perkotaan dengan akses ke infrastruktur PNG. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Temuan ini mengungkapkan bahwa kepercayaan, kesadaran, kegunaan yang dirasakan, kemudahan penggunaan, dan kenikmatan secara positif memengaruhi sikap terhadap PNG. Sebaliknya, risiko yang dirasakan ditemukan berdampak negatif pada sikap adopsi. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa sikap terhadap PNG secara signifikan memengaruhi niat perilaku untuk beralih dari Liquefied Petroleum Gas (LPG) ke PNG. Hasil ini menekankan pentingnya mengatasi faktor psikologis dan persepsi dalam hubungannya dengan ketersediaan infrastruktur untuk mempercepat adopsi PNG. Studi ini menunjukkan bahwa strategi adopsi yang efektif harus memprioritaskan membangun kepercayaan konsumen pada infrastruktur PNG, meningkatkan kesadaran akan manfaatnya, dan memastikan keamanan untuk mengurangi risiko yang dirasakan. Temuan ini memberikan wawasan yang dapat ditindaklanjuti bagi pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan energi, merekomendasikan integrasi strategi perilaku dengan infrastruktur teknis untuk memfasilitasi transisi yang lebih lancar menuju PNG sebagai sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi rumah tangga. Temuan ini sangat penting dalam membentuk kebijakan yang selaras dengan tujuan transisi energi rendah karbon Indonesia
Perpustakaan Digital ITB