Sektor-sektor berdampak tinggi, seperti pertambangan batu bara, telah meningkatkan relevansi kinerja Environmental, Social, and Governance (ESG) ke tingkat yang lebih tinggi dalam strategi perusahaan dan keputusan investor. Meskipun batu bara masih menjadi sumber energi yang tak tergantikan bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, India, dan Tiongkok, tantangan yang semakin besar menuntut sektor ini untuk melakukan diversifikasi menuju praktik yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan berkelanjutan. Namun demikian, masih sedikit penelitian empiris yang mengaitkan kinerja ESG dengan hasil keuangan pada perusahaan batu bara.
Penelitian ini melakukan kajian kritis terhadap hubungan skor ESG terhadap profitabilitas perusahaan batu bara di Indonesia, India, dan Tiongkok, serta pengaruhnya terhadap keputusan investor untuk berinvestasi di sektor batu bara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan memanfaatkan data sekunder berupa laporan keuangan dan skor ESG (2024), serta data primer dari survei yang melibatkan 100 investor ritel di Indonesia. Penelitian ini mengukur profitabilitas menggunakan Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) untuk periode 2020–2024.
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan positif yang signifikan secara statistik antara skor ESG dan profitabilitas di ketiga negara. Survei juga mengungkapkan bahwa investor ritel di Indonesia cenderung memprioritaskan keuntungan finansial jangka pendek dibandingkan pertimbangan keberlanjutan.
Temuan ini menegaskan perlunya peningkatan kesadaran ESG dari para pemangku kepentingan terkait, dukungan kebijakan, dan kepastian regulasi agar terciptanya iklim investasi yang lebih baik dalam mengunggulkan aspek keberlanjutan.
Perpustakaan Digital ITB