ABSTRAK Marshanda Adisti Rahmadini
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Marshanda Adisti Rahmadini
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Marshanda Adisti Rahmadini
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Marshanda Adisti Rahmadini
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Marshanda Adisti Rahmadini
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Marshanda Adisti Rahmadini
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Marshanda Adisti Rahmadini
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Marshanda Adisti Rahmadini
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Metode Magnetotelurik (MT) merupakan metode geofisika pasif yang digunakan
untuk memetakan struktur resistivitas bawah permukaan berdasarkan respons
medan elektromagnetik alami. Dalam memetakan distribusi resistivitas bawah
permukaan, tantangan utamanya adalah melakukan proses inversi, yaitu proses
memperkirakan model resistivitas yang sesuai dengan data observasi. Penelitian
Tugas Akhir ini bertujuan untuk membandingkan kinerja dua algoritma inversi satu
dimensi yang berbeda pendekatan dalam menghasilkan model resistivitas bawah
permukaan, yaitu algoritma Occam yang bersifat deterministik menggunakan
pendekatan linier dan algoritma Simulated Annealing (SA) yang bersifat stokastik
menggunakan pendekatan global. Metodologi yang digunakan dalam Tugas Akhir
ini meliputi studi literatur, eksperimen numerik dengan data sintetik dan data
lapangan sekunder di daerah Aceh, serta implementasi kedua algoritma tersebut
dalam bahasa pemrograman MATLAB. Performa kedua algoritma inversi
dievaluasi berdasarkan nilai RMS, sensitivitas terhadap parameter input dan model
tebakan awal, jumlah iterasi, stabilitas, kecepatan konvergensi, dan waktu
komputasi. Pada data sintetik, hasil inversi Occam dan SA masing-masing
menghasilkan RMS total <10% dan <2%, sedangkan pada data lapangan masingmasing berada pada rentang 17–42% dan 5–10%. Occam menunjukkan
konvergensi lebih cepat (20 iterasi, ~10?¹ s) dan menghasilkan model yang smooth
dan stabil, sementara SA lebih lambat (300 iterasi, ~10³ s), tetapi menghasilkan
RMS yang lebih kecil serta fleksibel terhadap struktur data dan model.
Perpustakaan Digital ITB