Abstrak - Matthew Adi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER - Matthew Adi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I - Matthew Adi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II - Matthew Adi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III - Matthew Adi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV - Matthew Adi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V - Matthew Adi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA - Matthew Adi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN - Matthew Adi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, yang sebagian besar terkonsentrasi pada batuan ultramafik yang telah mengalami proses lateritisasi. Salah satu wilayah yang memiliki potensi nikel laterit adalah Daerah Parakansubah, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Daerah ini merupakan bagian dari Kompleks Melange Luk Ulo yang memiliki umur Kapur–Paleosen. Meskipun memiliki potensi, belum ada penelitian yang mengkaji karakteristik endapan nikel laterit di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui satuan batuan dan karakteristik nikel laterit di daerah penelitian. Metode yang digunakan meliputi pemetaan geologi lapangan, analisis petrografi, dan analisis XRF pada sampel batuan dan tanah yang diperoleh dari pengeboran manual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian tersusun atas tujuh satuan batuan, yaitu satuan batuan metamorf berupa Satuan Filit serta Satuan Sekis Garnet-Mika, dan satuan kompleks ofiolit yang terdiri dari satuan peridotit, Satuan Serpentinit, satuan gabro, satuan sheeted dike basalt, dan satuan lava basalt. Profil nikel laterit di lokasi penelitian terbagi menjadi tanah penutup setebal 0,9 meter, limonit setebal 3,15 meter, saprolit 2,9 meter, dan batuan dasar. Analisis geokimia menunjukkan bahwa proses lateritisasi di daerah ini masih berada pada tingkat yang lemah, ditandai dengan kandungan nikel yang masih berada di kisaran 0,010–0,037%. Faktor yang memengaruhi rendahnya kandungan nikel adalah kemiringan lereng yang curam, jenis batuan dasar yang kurang membawa kandungan Ni, umur proses pelapukan yang relatif muda, serta adanya pengotor fragmen sekis garnet-mika. Selain itu, lateritisasi lemah juga ditandai dengan tingginya kandungan SiO2 serta rendahnya kandungan Fe2O3 dan Al2O3. Pola lateritisasi yang teridentifikasi menyerupai tipe dry laterites akibat adanya presipitasi silika sekunder. Tipe nikel laterit di lokasi penelitian adalah tipe nikel oksida yang terkonsentrasi di zona limonit.
Perpustakaan Digital ITB