BAB 1 Muhammad Daffa Rabbani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Daffa Rabbani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Daffa Rabbani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Daffa Rabbani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Daffa Rabbani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Daffa Rabbani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Bilah turbin pada mesin turbin gas beroperasi pada temperatur > 1200 °C, sehingga
memerlukan ketahanan terhadap fatigue, creep, erosi, korosi, dan panas berlebih
yang baik. Paduan entropi tinggi dengan sifat mekanik dan ketahanan korosi
menunjukkan potensi besar sebagai material temperatur tinggi di masa depan untuk
menggantikan paduan super berbasis Nikel. Proses coating dapat berfungsi sebagai
perlakuan tambahan terhadap material untuk memberikan ketahanan oksidasi yang
baik tanpa mempengaruhi karakteristik material. Aluminium dipilih karena
stabilitasnya yang sangat baik dalam bentuk oksida Al2O3, yang ditunjukkan oleh
energi Gibbs pembentukannya yang sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis struktur mikro, kinetika, dan mekanisme pembentukan lapisan
coating pada paduan entropi tinggi Al0,75CoCrFeNi yang di-coating menggunakan
metode difusi dengan teknik slurry.
Material coating berupa slurry dengan 25% solid dibuat dengan mencampurkan
serbuk Aluminium (kadar > 90%) dengan larutan polivinil alkohol. Kupon
Al0,75CoCrFeNi dilapisi oleh slurry dan ditempatkan di dalam tanur tabung
horizontal dalam atmosfer inert. Proses pemanasan terdiri dari dua tahapan:
pertama, penghilangan binder pada temperatur 400 °C selama 1 jam, dan kedua,
proses difusi yang divariasikan pada temperatur 700, 800, dan 900 °C selama 1, 2,
4, dan 8 jam. Karakterisasi dilakukan menggunakan Optical Microscope, Scanning
Electron Microscope Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (SEM-EDS)
Hasil percobaan menunjukkan pembentukan lapisan coating yang merupakan
senyawa intermetalik dan terbagi menjadi beberapa zona. Zona I dengan lapisan
terluar coating memiliki kandungan Aluminium (> 70 at%), diikuti oleh zona II
yang hanya terbentuk pada temperatur 800 dan 900 °C. Lapisan ini ditandai dengan
penurunan kandungan Aluminium hingga ~ 50 at% dan peningkatan unsur-unsur
dalam substrat. Pada temperatur yang sama, presipitat kaya Al-Cr teramati pada
antarmuka zona I dan II. Kinetika pengendapan Aluminium berturut-turut adalah 2
x 10-7 g/cm2/s, 8 x1 0-9 g/cm2/s, dan -1 x1 0-8 g/cm2/s untuk temperatur 700, 800,
dan 900 °C. Proses coating berhasil untuk seluruh variasi temperatur dan waktu,
tetapi terdapat perbedaan struktur mikro, ketebalan, dan persentase lapisan yang tercoating.
Mekanisme pembentukan lapisan coating dibagi menjadi tiga tahapan,
yaitu: dissolution controlled, combustion synthesis controlled, dan solid-state
diffusion controlled.
Perpustakaan Digital ITB