BAB 1 Hamdan Syukran
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Hamdan Syukran
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Hamdan Syukran
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Hamdan Syukran
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Hamdan Syukran
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Hamdan Syukran
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Paduan entropi tinggi Al0,75CoCrFeNi memiliki potensi signifikan untuk aplikasi
temperatur tinggi seperti pada bilah tubin pesawat terbang karena kemampuannya
membentuk lapisan oksida protektif seperti ?-Al2O3 dan Cr2O3. Namun, paduan ini
tetap menghadapi tantangan berupa pengelupasan lapisan oksida protektif
(spalling) selama kondisi oksidasi siklik yang dipicu oleh tegangan termal.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan oksidasi siklik paduan
tersebut melalui penambahan elemen reaktif zirkonium (Zr). Ruang lingkup
penelitian ini meliputi studi pengaruh penambahan Zr terhadap struktur mikro,
kinetika oksidasi, dan perilaku lapisan oksida yang terbentuk. Lalu, investigasi
difokuskan pada tiga variasi penambahan Zr, yaitu sebesar 0, 0,1, dan 0,5 At% yang
diuji pada temperatur 1000 dan 1100? selama 50 siklus.
Paduan entropi tinggi Al0,75CoCrFeNiZrx (x = 0; 0,005; 0,024) difabrikasi
menggunakan metode peleburan busur listrik (arc melting). Selanjutnya, button
hasil peleburan dihomogenisasi pada temperatur 1100? selama 10 jam. Proses
fabrikasi dan homogenisasi dilakukan pada keadaan inert atau dalam atmosfer
argon untuk menjaga kemurnian. Pengujian oksidasi siklik dilakukan terhadap
sampel selama 50 siklus pada temperatur 1000 dan 1100? dengan masing-masing
siklus terdiri atas pemanasan selama 1 jam pada temperatur uji dan pendinginan
selama 30 menit pada temperatur ruang. Lalu, perubahan berat per satuan luas pada
tiap siklus dicatat untuk menghitung kinetika oksidasi. Sampel sebelum dan
sesudah pengujian kemudian dikarakterisasi menggunakan XRD dan SEM-EDS.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, ketiga variasi penambahan Zr pada
keadaan as-homogenized memiliki struktur mikro yang sama, yaitu terbentuk
daerah lamelar dendritik dengan fasa A1-FCC dan B2-BCC, lalu daerah
interdendritik dengan fasa B2-BCC. Namun demikian, pada penambahan sebesar
0,5 At% terbentuk fasa intermetalik AlZr3 yang getas di daerah fasa B2-BCC
disebabkan adanya efek overdoping. Selanjutnya pada pengujian oksidasi siklik,
penambahan Zr sebesar 0,1 At% merupakan penambahan optimal karena dapat
menstabilkan oksidasi parabolik pada kedua temperatur pengujian dan memiliki
kinetika oksidasi parabolik terendah pada temperatur 1000?, yaitu sebesar 0,04384
mg2/cm4/detik. Sementara itu, penambahan Zr sebesar 0,5 At% akan menurunkan
kestabilan oksida protektif melalui efek overdoping yang membentuk oksidasi
internal sehingga meningkatkan kinetika oksidasi parabolik pada temperatur
1000? dan menciptakan peristiwa pengelupasan dari awal siklus pada temperatur
1100?
Perpustakaan Digital ITB