ABSTRAK Hanifa Calista Azalia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Hanifa Calista Azalia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Hanifa Calista Azalia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Hanifa Calista Azalia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Hanifa Calista Azalia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Hanifa Calista Azalia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Hanifa Calista Azalia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Hanifa Calista Azalia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Hanifa Calista Azalia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Pariwisata budaya berperan penting dalam pembangunan wilayah melalui
penguatan identitas lokal dan peningkatan ekonomi masyarakat. Museum Istano
Basa Pagaruyung sebagai ikon budaya Minangkabau memiliki nilai sejarah dan
simbolik tinggi. Namun, tren penurunan kunjungan menunjukkan adanya
ketidaksesuaian antara potensi dan kualitas pengelolaan, terutama pada layanan dan
fasilitas. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi persepsi pengunjung terhadap
komponen 4A (Attraction, Amenities, Accessibility, Ancillary) dan menyusun
strategi pengembangan berbasis evaluasi tersebut. Sasaran penelitian meliputi
analisis karakteristik pengunjung, penilaian terhadap fasilitas dan layanan, serta
rekomendasi untuk peningkatan daya saing destinasi. Pendekatan yang digunakan
adalah deskriptif-kuantitatif melalui survei terhadap 106 responden serta observasi
lapangan, dengan analisis menggunakan Importance-Performance Analysis (IPA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik budaya memperoleh penilaian
positif, khususnya arsitektur bangunan dan koleksi sejarah. Tujuh indikator menjadi
prioritas utama peningkatan, yakni toilet dan air bersih, tempat sampah, sarana
ibadah, fasilitas istirahat, area parkir, kemudahan akses, keakuratan informasi, serta
fasilitas perbankan. Sembilan indikator perlu dipertahankan karena kinerjanya
memuaskan dan penting bagi pengunjung, yaitu arsitektur bangunan, dekorasi khas
Minangkabau, koleksi benda sejarah, papan informasi, pemandangan alam,
kebersihan lingkungan, taman dan ruang terbuka hijau, elemen alam, serta kondisi
jalan. Adapun indikator yang menjadi perhatian jangka panjang mencakup media
digital interaktif, wahana dan aktivitas tambahan, harga tiket, tempat makan, tempat
belanja, fasilitas bermain anak, akses moda transportasi, layanan pemandu, dan jasa
fotografi. Strategi pengembangan yang disarankan meliputi peningkatan fasilitas
dasar, digitalisasi layanan, serta pengelolaan terpadu antara atraksi budaya dan
dukungan fasilitas.
Perpustakaan Digital ITB