digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Hanifa Calista Azalia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Hanifa Calista Azalia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Hanifa Calista Azalia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Hanifa Calista Azalia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Hanifa Calista Azalia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Hanifa Calista Azalia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Hanifa Calista Azalia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Hanifa Calista Azalia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Hanifa Calista Azalia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Pariwisata budaya berperan penting dalam pembangunan wilayah melalui penguatan identitas lokal dan peningkatan ekonomi masyarakat. Museum Istano Basa Pagaruyung sebagai ikon budaya Minangkabau memiliki nilai sejarah dan simbolik tinggi. Namun, tren penurunan kunjungan menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara potensi dan kualitas pengelolaan, terutama pada layanan dan fasilitas. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi persepsi pengunjung terhadap komponen 4A (Attraction, Amenities, Accessibility, Ancillary) dan menyusun strategi pengembangan berbasis evaluasi tersebut. Sasaran penelitian meliputi analisis karakteristik pengunjung, penilaian terhadap fasilitas dan layanan, serta rekomendasi untuk peningkatan daya saing destinasi. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif-kuantitatif melalui survei terhadap 106 responden serta observasi lapangan, dengan analisis menggunakan Importance-Performance Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik budaya memperoleh penilaian positif, khususnya arsitektur bangunan dan koleksi sejarah. Tujuh indikator menjadi prioritas utama peningkatan, yakni toilet dan air bersih, tempat sampah, sarana ibadah, fasilitas istirahat, area parkir, kemudahan akses, keakuratan informasi, serta fasilitas perbankan. Sembilan indikator perlu dipertahankan karena kinerjanya memuaskan dan penting bagi pengunjung, yaitu arsitektur bangunan, dekorasi khas Minangkabau, koleksi benda sejarah, papan informasi, pemandangan alam, kebersihan lingkungan, taman dan ruang terbuka hijau, elemen alam, serta kondisi jalan. Adapun indikator yang menjadi perhatian jangka panjang mencakup media digital interaktif, wahana dan aktivitas tambahan, harga tiket, tempat makan, tempat belanja, fasilitas bermain anak, akses moda transportasi, layanan pemandu, dan jasa fotografi. Strategi pengembangan yang disarankan meliputi peningkatan fasilitas dasar, digitalisasi layanan, serta pengelolaan terpadu antara atraksi budaya dan dukungan fasilitas.