digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pariwisata di Indonesia memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya melalui pembangunan wilayah dan penciptaan lapangan kerja. Seiring dengan perubahan perilaku wisatawan akibat digitalisasi, konsep smart tourism (pariwisata cerdas) muncul sebagai kebutuhan strategis bagi destinasi agar tetap kompetitif di era digital. Studi ini mengeksplorasi bagaimana NiMo Highland—sebuah destinasi wisata alam yang berkembang pesat di Pangalengan, Kabupaten Bandung—dapat memanfaatkan teknologi smart tourism untuk meningkatkan jumlah kunjungan. Dengan pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini mengintegrasikan berbagai kerangka strategis seperti Ansoff Matrix, Marketing Mix (7P), PESTEL, dan analisis SWOT untuk menilai kapabilitas internal dan kondisi lingkungan eksternal. Temuan menunjukkan bahwa meskipun NiMo Highland unggul dalam visibilitas digital organik dan pengalaman wisata yang ditawarkan, masih terdapat kekurangan dalam digitalisasi tiket, integrasi dengan platform pihak ketiga, dan promosi berbasis event yang konsisten. Berdasarkan temuan tersebut, studi ini mengusulkan strategi pemasaran berbasis smart tourism yang berfokus pada tiga pilar utama: (1) integrasi dengan online travel agent (seperti TikTok Go dan Traveloka) untuk kemudahan pemesanan, (2) penerapan teknologi gelang RFID untuk kenyamanan pengunjung dan pengumpulan data berbasis insight, serta (3) peluncuran acara tahunan unggulan (Drone Show) untuk memperkuat posisi merek dan daya tarik musiman. Inisiatifinisiatif ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan keterlibatan pengunjung dan efisiensi operasional, tetapi juga untuk berkontribusi pada wacana transformasi digital dalam pengelolaan destinasi wisata alam di Indonesia.