Pariwisata di Indonesia memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi, khususnya melalui pembangunan wilayah dan penciptaan lapangan
kerja. Seiring dengan perubahan perilaku wisatawan akibat digitalisasi, konsep
smart tourism (pariwisata cerdas) muncul sebagai kebutuhan strategis bagi
destinasi agar tetap kompetitif di era digital. Studi ini mengeksplorasi bagaimana
NiMo Highland—sebuah destinasi wisata alam yang berkembang pesat di
Pangalengan, Kabupaten Bandung—dapat memanfaatkan teknologi smart tourism
untuk meningkatkan jumlah kunjungan. Dengan pendekatan deskriptif kualitatif,
penelitian ini mengintegrasikan berbagai kerangka strategis seperti Ansoff Matrix,
Marketing Mix (7P), PESTEL, dan analisis SWOT untuk menilai kapabilitas
internal dan kondisi lingkungan eksternal. Temuan menunjukkan bahwa meskipun
NiMo Highland unggul dalam visibilitas digital organik dan pengalaman wisata
yang ditawarkan, masih terdapat kekurangan dalam digitalisasi tiket, integrasi
dengan platform pihak ketiga, dan promosi berbasis event yang konsisten.
Berdasarkan temuan tersebut, studi ini mengusulkan strategi pemasaran berbasis
smart tourism yang berfokus pada tiga pilar utama: (1) integrasi dengan online
travel agent (seperti TikTok Go dan Traveloka) untuk kemudahan pemesanan, (2)
penerapan teknologi gelang RFID untuk kenyamanan pengunjung dan
pengumpulan data berbasis insight, serta (3) peluncuran acara tahunan unggulan
(Drone Show) untuk memperkuat posisi merek dan daya tarik musiman. Inisiatifinisiatif
ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan keterlibatan pengunjung dan efisiensi
operasional, tetapi juga untuk berkontribusi pada wacana transformasi
digital dalam pengelolaan destinasi wisata alam di Indonesia.
Perpustakaan Digital ITB