Studi ini mengkaji pembuatan nanopartikel Magnesium Hidroksida (Mg(OH)2)
menggunakan 1-butil-3-metilimidazolium klorida ([BMIM]Cl) dan
cetyltrimethylammonium bromide (CTAB) sebagai capping agent (capping agent).
Magnesium Hidroksida sering digunakan sebagai agen penetral limbah air dan gas,
sebagai tambahan dalam pupuk, dan sebagai komponen antasida dalam obat-obatan.
Sumber utama Magnesium Hidroksida dalam studi ini adalah bittern, larutan yang
diperoleh dari produk sampingan produksi garam NaCl, yang kaya akan magnesium
klorida. Karakterisasi nanopartikel dilakukan menggunakan beberapa teknik, termasuk
Mikroskop Elektron Transmisi (TEM) dan Difraksi Sinar-X (XRD). Temuan
menunjukkan bahwa penambahan CTAB biasanya mengurangi ukuran partikel dan
aglomerasi hingga konsentrasi optimal 0,05 M, menghasilkan ukuran partikel minimum
rata-rata 58,72 nm. Namun demikian, penambahan CTAB di atas ambang batas optimal
secara signifikan meningkatkan aglomerasi sebagai hasil dari flokulasi jembatan.
Penambahan [BMIM]Cl menghasilkan munculnya senyawa dominan lainnya, khususnya
Magnesium Klorida, namun tetap mempertahankan Magnesium Hidroksida. Data XRD
menunjukkan bahwa fase dominan yang dihasilkan dengan [BMIM]Cl adalah
Magnesium Klorida, sedangkan dengan CTAB, fase dominannya adalah Magnesium
Hidroksida. Akibatnya, agen pelapis berbasis surfaktan seperti CTAB lebih efektif dalam
menghasilkan nanopartikel Mg(OH)? yang kecil dan homogen dengan aglomerasi rendah
pada konsentrasi optimal.
Perpustakaan Digital ITB