digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

DWIANA FITRIANI
EMBARGO  2028-11-20 

DWIANA FITRIANI
EMBARGO  2028-11-20 

DWIANA FITRIANI
EMBARGO  2028-11-20 

DWIANA FITRIANI
EMBARGO  2028-11-20 

DWIANA FITRIANI
EMBARGO  2028-11-20 

DWIANA FITRIANI
EMBARGO  2028-11-20 


Penyakit sendi merupakan salah satu penyakit utama yang menjadi masalah dalam dunia medis. Untuk menyembuhkan penyakit sendi dibutuhkan obat yang dapat menghambat kerja siklooksigenase (COX-2). Siklooksigenase adalah enzim yang memicu pembentukan prostaglandin dalam tubuh yang dapat menyebabkan nyeri pada persendian. Salah satu senyawa yang dapat menghambat kerja enzim tersebut adalah meloxicam. Meloxicam atau 4 hidroksi-2-metil-N-(5-metil-2-tiazolil)-2H-1,2-benzotiazin-3-karboksamid-1,1-dioksida merupakan turunan dari senyawa oxicam. Oxicam adalah senyawa antiinflamasi steroid (NSAID, non steroidal anti imflammatory drugs) yang memiliki struktur 4-hidroksi-1,2 benzotiazin karboksamida. Meloxicam dapat disintesis di antaranya dengan dua metode, yaitu dengan metode MAOS (Microwave-Assisted Organic Chemistry) dan konvensional. Metode MAOS adalah metode sintesis ramah lingkungan menggunakan gelombang mikro yang dipancarkan secara cepat dan seragam sehingga terjadi transfer energi dan menimbulkan panas reaksi yang homogen. Metode konvensional adalah metode sintesis secara tradisional, yang mana pada penelitian ini akan digunakan metode pemanasan biasa pada reaksi pembentukan meloxicam. Pelarut yang digunakan dalam sintesis meloxicam bervariasi, di antaranya silena atau cairan ion. Silena merupakan pelarut yang sering digunakan dalam industri dan dunia medis, namun kurang ramah lingkungan dan dapat berbahaya bagi kesehatan manusia. Sementara itu cairan ion lebih ramah lingkungan, tidak toksik, serta sulit menguap. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan sintesis meloxicam dalam medium cairan ion turunan imidazol sebagai alternatif pengganti pelarut silena. Dalam penelitian ini, meloxicam disintesis dalam medium atau pelarut cairan ion dan silena sebagai pembanding menggunakan metode MAOS dan konvensional. Produk meloxicam dikarakterisasi menggunakan KLT (kromatografi lapis tipis), uji titik leleh, serta spektroskopi FTIR, 1H NMR, dan 13C-NMR. Sebelumnya, cairan ion yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu 1 desil-3-metilimidazolium bromida ([DMIm]Br) dan 1-dodesil-3-metilimidazolium bromida ([DDMIm]Br), disintesis menggunakan metode MAOS pada 60 ?, daya 100 watt selama 90 menit dengan rendemen secara berturut-turut sebesar 88,47% dan 81,82%. Sintesis meloxicam dengan metode konvensional menggunakan pelarut silena pada 90 ? selama 30 jam menghasilkan produk dengan rendemen 46,11%. Sintesis meloxicam dengan metode MAOS pada 80 ?, daya 400 Watt, selama 160 menit dalam medium cairan ion [DMIm]Br dan [DDMIm]Br secara berturut-turut menghasilkan produk dengan rendemen 3,44% dan 3,86%. Berdasarkan hasil tersebut, sintesis meloxicam berikutnya perlu dilakukan optimasi waktu reaksi untuk memperoleh rendemen yang lebih baik.