EFRIN SITUMORANG
EMBARGO  2028-11-06 
EMBARGO  2028-11-06 
EFRIN SITUMORANG
EMBARGO  2028-11-06 
EMBARGO  2028-11-06 
EFRIN SITUMORANG
EMBARGO  2028-11-06 
EMBARGO  2028-11-06 
EFRIN SITUMORANG
EMBARGO  2028-11-06 
EMBARGO  2028-11-06 
EFRIN SITUMORANG
EMBARGO  2028-11-06 
EMBARGO  2028-11-06 
EFRIN SITUMORANG
EMBARGO  2028-11-06 
EMBARGO  2028-11-06 
Enzim lipase merupakan salah satu biokatalis penting yang banyak digunakan
dalam berbagai aplikasi industri, terutama karena kemampuannya yang tinggi
dalam mengkatalisis reaksi hidrolisis dan transesterifikasi terhadap substrat lipid.
Keunggulan utama dari enzim ini terletak pada fleksibilitas dan kestabilannya di
bawah kondisi reaksi yang beragam, termasuk suhu dan pH ekstrem. Lipase ITB
1.1 adalah salah satu varian lipase rekombinan yang memiliki sifat termostabil,
menjadikannya kandidat unggul dalam berbagai aplikasi industri, seperti produksi
biodiesel, pembuatan deterjen, pengolahan makanan, serta pengolahan limbah
berbasis lemak. Lipase ini telah menunjukkan aktivitas optimal pada suhu tinggi
dan kondisi basa, sehingga cocok untuk proses bioteknologi yang berlangsung
dalam lingkungan ekstrem. Namun demikian, pemanfaatan enzim dalam bentuk
bebas masih menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait stabilitas
operasional, kemudahan pemisahan dari produk reaksi, serta kemampuan untuk
digunakan berulang kali. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, pendekatan
imobilisasi enzim menjadi salah satu solusi yang banyak dikembangkan. Salah satu
teknik imobilisasi yang efisien dan relatif murah adalah Cross-Linked Enzyme
Aggregates (CLEAs), yang menggabungkan proses presipitasi protein dan
pengikatan silang tanpa memerlukan matriks pendukung eksternal. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan lipase ITB 1.1 dalam
bentuk amobil melalui teknik CLEAs, dengan fokus pada peningkatan stabilitas dan
aktivitas enzim terhadap kondisi ekstrem. Proses imobilisasi dilakukan dengan
memvariasikan konsentrasi amonium sulfat (40 %, 60 %, dan 80 %) sebagai agen
pengendap protein, serta glutaraldehida (0,1 %, 0,2 %, 0,3 %, dan 0,4 %) sebagai
agen pengikat silang. Selain itu, waktu pengikatan silang juga divariasikan (1, 2,
dan 3 jam) untuk mengidentifikasi durasi reaksi terbaik yang menghasilkan
aktivitas enzim maksimum. Setiap kombinasi perlakuan diuji untuk menentukan
aktivitas hidrolitiknya menggunakan substrat p-nitrofenil palmitat (pNPP), dan data
hasil dianalisis serta dioptimasi menggunakan perangkat lunak STATEASE 360
(Design Expert) dan Minitab 21. Hasil optimasi menunjukkan bahwa kondisi
terbaik untuk sintesis lipase ITB 1.1 amobil diperoleh pada kombinasi 60%
amonium sulfat, 0,4% glutaraldehida, dan waktu pengikatan silang selama 2 jam.
Enzim hasil sintesis dalam kondisi optimal ini kemudian dikarakterisasi lebih lanjut
terhadap stabilitas suhu dan pH. Uji termal dilakukan dalam rentang suhu 40–90?°C,
sedangkan pengujian pH dilakukan dalam rentang pH 4–11. Hasil karakterisasi
menunjukkan bahwa aktivitas hidrolitik lipase ITB 1.1 amobil meningkat seiring
peningkatan suhu dan mencapai puncaknya pada suhu 85?°C, serta tetap stabil
hingga suhu 90?°C. Pada pengujian pH, aktivitas tertinggi tercapai pada pH 9,5, dengan kestabilan yang terjaga antara pH 8 hingga 10, namun mengalami
penurunan setelah pH 10. Aktivitas spesifik tertinggi yang diperoleh adalah sebesar
79,08 % pada suhu 85?°C dan 82,68 % pada pH 9,5. Secara keseluruhan, hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa imobilisasi lipase ITB 1.1 dengan metode
CLEAs secara signifikan meningkatkan stabilitas suhu dan pH enzim, serta
membuka peluang besar untuk pemanfaatannya dalam proses-proses industri yang
memerlukan kondisi ekstrem dan efisiensi tinggi.
Perpustakaan Digital ITB