Letusan Gunung Tambora pada tahun 1815 merupakan salah satu bencana terbesar
dalam sejarah. Kejadian ini tidak hanya menyebabkan letusan vulkanik, namun diikuti
oleh tsunami, longsor, dan dampak merugikan lainnya. Penelitian ini mensimulasikan
tsunami yang diakibatkan oleh letusan Gunung Tambora, menggunakan model
longsoran padat terfragmentasi dan estimasi tinggi gelombang buatan yang terdiri dari
daerah Oi Marai, Katupa, Labu Bili, Labu Na’e, Doro Bente, dan Sare Nduha. Fokus
utama penelitian ini adalah untuk memahami mekanisme dan penjalaran tsunami yang
dihasilkan oleh longsoran daratan dan gelombang buatan, serta mengestimasi tinggi
gelombang tsunami di beberapa daerah terdampak, seperti daerah Tambora, Sumbawa,
Sanggar, Bima, Sumenep, dan Besuki dengan menggunakan model COMCOT versi 1.7
Beta serta TUNAMI N1.
Simulasi ini menggunakan dua skenario pembangkitan, yaitu longsoran dari pusat
kaldera Gunung Tambora dan estimasi tinggi gelombang buatan. Simulasi menunjukkan
tsunami tercepat terekam di daerah utara Gunung Tambora dengan waktu tiba 4 menit
untuk skenario longsoran yang menghasilkan tinggi maksimum 6 meter dan 0 menit
untuk skenario gelombang buatan yang menghasilkan tinggi maksimum 16,17 meter.
Hasil tinggi tsunami juga terekam di daerah jauh dari daerah pembangkitan, seperti
Besuki yang terekam setelah 125 menit simulasi untuk skenario longsoran dengan tinggi
maksimum 0,09 meter dan 120 menit setelah simulasi untuk skenario gelombang buatan
yang menghasilkan tinggi tsunami maksimum setinggi 0,11 m.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa pendekatan longsoran padat terfragmentasi dan
inisiasi gelombang buatan dapat menjelaskan sebagian besar mekanisme tsunami
Tambora 1815. Ketinggian tsunami hasil simulasi juga konsisten dengan catatan historis
di beberapa lokasi terdampak. Meskipun begitu, estimasi tinggi tsunami dari skenario
ini masih rendah di luar fase pembangkitan. Hal ini mengindikasikan kemungkinan
adanya sumber lain seperti aliran piroklastik fase surge atau tekanan atmosfer yang
berkontribusi pada tsunami di daerah dengan fase berbeda, seperti Sumenep dan Besuki.
Perpustakaan Digital ITB