RIZKY ANNISA RAMADHINI
EMBARGO  2028-07-31 
EMBARGO  2028-07-31 
RIZKY ANNISA RAMADHINI
EMBARGO  2028-07-31 
EMBARGO  2028-07-31 
RIZKY ANNISA RAMADHINI
EMBARGO  2028-07-31 
EMBARGO  2028-07-31 
RIZKY ANNISA RAMADHINI
EMBARGO  2028-07-31 
EMBARGO  2028-07-31 
RIZKY ANNISA RAMADHINI
EMBARGO  2028-07-31 
EMBARGO  2028-07-31 
RIZKY ANNISA RAMADHINI
EMBARGO  2028-07-31 
EMBARGO  2028-07-31 
Dalam penelitian ini, flavanon disintesis melalui dua tahap reaksi yang dimulai dari
reaksi 2'-hidroksiasetofenon dan aldehida. Kondensasi Claisen-Schmidt dilakukan
pada dua prekursor tersebut untuk menghasilkan 2'-hidroksicalkon dengan
substituen mono-, di-, dan tri- pada cincin B. Selanjutnya, senyawa flavanon
didapatkan melalui siklisasi intramolekuler oksa-Michael dengan tiga kondisi
reaksi yang berbeda yaitu dengan asam metana sulfonat dalam etanol, natrium
asetat dalam metanol, dan piperidin dalam air. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari metode yang efektif untuk mendapatkan senyawa flavanon dengan
kondisi reaksi yang optimal.
Sebanyak dua belas turunan senyawa 2?-hidroksicalkon (1a–1l) berhasil disintesis
dengan rendemen berkisar antara 17–99%. Hasil sintesis senyawa dengan
substituen gugus penarik elektron memiliki rendemen yang tinggi yaitu senyawa 1e
dan 1f yang masing-masing memiliki rendemen 99% dan 98%. Sedangkan
rendemen paling kecil terdapat pada senyawa calkon yang tidak memiliki
substituen di cincin B yaitu senyawa 1a. Struktur dari turunan senyawa 2?
hidroksicalkon dikonfirmasi dengan 1H-NMR dan 13C-NMR. Turunan senyawa 2?
hidroksicalkon ditunjukkan dengan sinyal khas 1H-NMR berupa keton tak jenuh
?,? yang menunjukkan sinyal proton olefin pada ?H 7,85–8,39 dan 7,60–8,02 ppm,
dengan konstanta kopling sekitar 15 Hz, yang masing-masing menunjukkan C?-H
dan C?-H. Konstanta kopling yang tinggi menunjukkan konfigurasi proton trans.
Sedangkan konfirmasi 13C-NMR terbentuknya calkon ditunjukkan dengan
munculnya geseran karbon sp2 pada ?C 118,0 dan 145,0 ppm yang diasumsikan
sebagai ?,?-tak jenuh. Sinyal karbon karbonil ditunjukkan pada geseran sekitar
190,0 ppm.
Selanjutnya, reaksi siklisasi yang menggunakan asam metana sulfonat dalam etanol
menghasilkan rendemen flavanon yang rendah (11% untuk 2a, 13% untuk 2c).
Sintesis dengan metode ini tidak efektif karena masih memerlukan proses
pemisahan dan hanya didapatkan sedikit produk siklisasi. Metode sintesis flavanon
menggunakan natrium asetat dalam pelarut metanol juga berhasil dilakukan untuk
tujuh turunan senyawa 2?-hidroksicalkon (2a–2g), menghasilkan produk dengan
hasil yang bervariasi (2–49%). Rendemen tertinggi dimiliki oleh senyawa 2b.
Sedangkan rendemen terendah terdapat pada senyawa 2f. Tujuh senyawa yang
dihasilkan dari metode menggunakan natrium asetat tidak habis bereaksi dan
menunjukkan adanya pembentukan produk samping sehingga perlu dipisahkan.Dalam penelitian ini, flavanon disintesis melalui dua tahap reaksi yang dimulai dari
reaksi 2'-hidroksiasetofenon dan aldehida. Kondensasi Claisen-Schmidt dilakukan
pada dua prekursor tersebut untuk menghasilkan 2'-hidroksicalkon dengan
substituen mono-, di-, dan tri- pada cincin B. Selanjutnya, senyawa flavanon
didapatkan melalui siklisasi intramolekuler oksa-Michael dengan tiga kondisi
reaksi yang berbeda yaitu dengan asam metana sulfonat dalam etanol, natrium
asetat dalam metanol, dan piperidin dalam air. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari metode yang efektif untuk mendapatkan senyawa flavanon dengan
kondisi reaksi yang optimal.
Sebanyak dua belas turunan senyawa 2?-hidroksicalkon (1a–1l) berhasil disintesis
dengan rendemen berkisar antara 17–99%. Hasil sintesis senyawa dengan
substituen gugus penarik elektron memiliki rendemen yang tinggi yaitu senyawa 1e
dan 1f yang masing-masing memiliki rendemen 99% dan 98%. Sedangkan
rendemen paling kecil terdapat pada senyawa calkon yang tidak memiliki
substituen di cincin B yaitu senyawa 1a. Struktur dari turunan senyawa 2?
hidroksicalkon dikonfirmasi dengan 1H-NMR dan 13C-NMR. Turunan senyawa 2?
hidroksicalkon ditunjukkan dengan sinyal khas 1H-NMR berupa keton tak jenuh
?,? yang menunjukkan sinyal proton olefin pada ?H 7,85–8,39 dan 7,60–8,02 ppm,
dengan konstanta kopling sekitar 15 Hz, yang masing-masing menunjukkan C?-H
dan C?-H. Konstanta kopling yang tinggi menunjukkan konfigurasi proton trans.
Sedangkan konfirmasi 13C-NMR terbentuknya calkon ditunjukkan dengan
munculnya geseran karbon sp2 pada ?C 118,0 dan 145,0 ppm yang diasumsikan
sebagai ?,?-tak jenuh. Sinyal karbon karbonil ditunjukkan pada geseran sekitar
190,0 ppm.
Selanjutnya, reaksi siklisasi yang menggunakan asam metana sulfonat dalam etanol
menghasilkan rendemen flavanon yang rendah (11% untuk 2a, 13% untuk 2c).
Sintesis dengan metode ini tidak efektif karena masih memerlukan proses
pemisahan dan hanya didapatkan sedikit produk siklisasi. Metode sintesis flavanon
menggunakan natrium asetat dalam pelarut metanol juga berhasil dilakukan untuk
tujuh turunan senyawa 2?-hidroksicalkon (2a–2g), menghasilkan produk dengan
hasil yang bervariasi (2–49%). Rendemen tertinggi dimiliki oleh senyawa 2b.
Sedangkan rendemen terendah terdapat pada senyawa 2f. Tujuh senyawa yang
dihasilkan dari metode menggunakan natrium asetat tidak habis bereaksi dan
menunjukkan adanya pembentukan produk samping sehingga perlu dipisahkan.
Perpustakaan Digital ITB