Permintaan terhadap logam titanium terus meningkat akibat beberapa sifat unggul
yang dimilikinya, seperti ringan, kekuatan spesifik yang tinggi, ketahanan terhadap
korosi, dan kompatibilitas biologi yang baik. Salah satu teknologi komersial yang
digunakan untuk produksi titanium adalah proses Kroll. Proses tersebut
membutuhkan waktu yang lama sekitar 10 hari tiap siklusnya. Selain itu, proses
tersebut mengonsumsi energi yang sangat tinggi sebesar 258 MJ/kg titanium yang
dihasilkan dan emisi CO2 yang sangat tinggi sebesar 29,3 ton/ton titanium yang
dihasilkan. Maka dari itu, teknologi produksi titanium harus dialihkan pada teknologi
yang cepat dan ramah lingkungan. Hydrogen Plasma Smelting Reduction (HPSR)
berpotensi untuk menghasilkan logam titanium dengan waktu yang lebih cepat
dibandingkan proses Kroll dan produk samping berupa uap air yang menjadikan
prosesnya ramah lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi produksi titanium yang cepat dan
ramah lingkungan menggunakan HPSR. Bahan baku yang digunakan untuk
memproduksi logam titanium pada penelitian ini adalah serbuk TiO2. Terdapat dua
metode yang lakukan pada penelitian ini, yaitu perhitungan termodinamika
menggunakan FactSage 8.3 dan percobaan menggunakan HPSR. Perhitungan
termodinamika dilakukan menggunakan basis data FactPS, FToxid, dan FTmisc
dengan moduk equilib yang tersedia pada FactSage 8.3. Tujuan dari perhitungan
termodinamika pada penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kestabilan fasa
TiO2 saat direduksi dengan gas hidrogen serta membandingkan hasil perhitungan
termodinamika dengan hasil percobaan menggunakan HPSR. Percobaan di
laboratorium dilakukan dengan memvariasikan waktu reduksi untuk menguji
pengaruh variabel tersebut terhadap komposisi kimia logam dan oksida yang
dihasilkan. Percobaan variasi waktu reduksi dilakukan pada (2,5;5;7,5;10) menit
dengan campuran gas Ar-80%H2, total laju alir gas sebesar 5 liter/menit, dan massa
serbuk 0,5 gram. Kehilangan berat setelah proses reduksi dianalisis terhadap setiap
waktu percobaan. Produk hasil reduksi dianalisis dengan menggunakan scanning
electron microscope-energy dispersive spectroscopy (SEM-EDS) dan logam
titanium yang terbentuk juga dianalisis menggunakan field emission gun (FEG)
SEM-EDS untuk menentukan komposisi kimia dari tiap fasa yang terbentuk.
2
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan waktu reduksi menghasilkan
peningkatan derajat reduksi pada produk hasil reduksi. Hal tersebut ditunjukkan pada
fasa Ti2O3 yang terbentuk pada waktu reduksi 2,5 menit, fasa TiO pada waktu
reduksi 5 menit, konsentrasi titanium sebesar 94,89% pada waktu 7,5 menit, dan
konsentrasi titanium sebesar 97,71% berdasarkan SEM-EDS serta konsentrasi
titanium 100% (konsentrasi oksigen di bawah 0,1%) berdasarkan FEG SEM-EDS
pada waktu reduksi 10 menit. Dari hasil karakterisasi produk hasil reduksi dan persen
kehilangan berat tiap waktunya, estimasi fraksi fasa yang terbentuk sebagai fungsi
dari waktu reduksi, yaitu: 30% TiO2, 26% Ti3O5, dan 44% Ti2O3 pada waktu reduksi
2,5 menit; 50% Ti3O5, 42% Ti2O3, dan 8% TiO pada waktu reduksi 5 menit; 60%
Ti2O3, 32% TiO, dan 8% Ti pada waktu reduksi 7,5 menit; 50% Ti2O3, 37% TiO,
dan 13% Ti pada waktu reduksi 10 menit. Selain itu, nilai rasio atom O/Ti yang
dihasilkan penelitian ini cenderung lebih rendah dibandingkan penelitian lain pada
tiap waktu reduksinya. Rasio atom O/Ti sebesar 1,52 didapatkan pada waktu reduksi
2,5 menit, rasio atom O/Ti sebesar 0,99 didapatkan pada waktu reduksi 5 menit, rasio
atom O/Ti sebesar 0,17 didapatkan pada waktu reduksi 7,5 menit, dan rasio atom
O/Ti sebesar 0,07 didapatkan pada waktu reduksi 10 menit. Hasil percobaan tersebut
berkebalikan dengan perhitungan termodinamika menggunakan FactSage 8.3 yang
menunjukkan bahwa titanium murni hanya dapat terbentuk dalam fasa gas. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa HPSR memiliki potensi besar sebagai alternatif
produksi titanium yang lebih cepat dan ramah lingkungan.
Perpustakaan Digital ITB