Menurut laporan WHO, Indonesia menempati peringkat kedua kasus tuberkulosis terbanyak pada tahun 2024 setelah India. Tuberkulosis menjadi salah satu penyebab kematian terutama pada orang dengan HIV dan penyebab utama kematian terkait resistensi antimikroba. Diketahui pada penelitian sebelumnya bahwa rimpang bangle mempunyai aktivitas antimikroba terhadap mikroorganisme bawaan makanan, bakteri Gram positif, Gram negatif, dermatofita, dan ragi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antimikobakteri ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat, ekstrak etanol 96%, dan ekstrak air rimpang bangle terhadap Mycobacterium smegmatis. Mycobacterium smegmatis bersifat nonpatogenik dan dapat digunakan sebagai model untuk mempelajari sifat seluruh mikobakteri. Aktivitas antimikobakteri dilakukan melalui penetapan konsentrasi hambat minimum (KHM) dengan metode mikrodilusi dan REMA, penentuan konsentrasi bakterisida minimum (KBM), dan difusi cakram kertas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat, ekstrak etanol 96%, dan ekstrak air pada metode mikrodilusi menghasilkan nilai KHM berturut turut sebesar sebesar 2500 ?g/mL, 5000 ?g/mL, 5000 ?g/mL, dan >5000 ?g/mL. Pada metode REMA, seluruh ekstrak menghasilkan nilai KHM lebih dari >5000 ?g/mL. Adapun, KBM seluruh ekstrak menunjukkan nilai lebih dari >5000 ?g/mL. Pada metode difusi cakram kertas, tidak terlihat adanya zona hambat pada seluruh ekstrak. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak rimpang bangle tidak mempunyai aktivitas antimikobakteri terhadap Mycobacterium smegmatis.
Perpustakaan Digital ITB