Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan kejadian gempa bumi tektonik beserta
objek tertanggung yang terdampak menggunakan pendekatan clustering. Proses
pengelompokan ini memanfaatkan beberapa karakteristik atau fitur kejadian gempa
bumi tektonik serta atribut khusus dari objek tertanggung yang bersesuaian. Secara
spesifik, penelitian ini menggunakan empat fitur, yaitu: magnitudo momen (moment
magnitude) gempa bumi tektonik; kedalaman gempa dalam kilometer; percepatan tanah
maksimum (Peak Ground Acceleration atau PGA); serta harga pertanggungan properti
(sum insured) dalam rupiah atau IDR. Dalam tugas akhir ini dibahas metode clustering
Gustafson-Kessel serta perbandingannya dengan Fuzzy C-Means Clustering. Pemilihan
algoritma Gustafson-Kessel dilandasi oleh keunggulannya dalam memperhitungkan
efek korelasi antar variabel atau fitur, suatu aspek yang tidak terakomodasi dalam Fuzzy
C-Means Clustering. Hasil analisis clustering menggunakan algoritma Gustafson-Kessel
dan Fuzzy C-Means Clustering menunjukkan bahwa pengelompokan optimal diperoleh
dengan tiga kelas risiko, yaitu: risiko sangat tinggi; risiko tinggi; dan risiko moderat.
Lebih lanjut, berdasarkan data yang digunakan dalam tugas akhir ini, ditemukan bahwa
metode clustering Gustafson-Kessel lebih unggul dibandingkan metode Fuzzy C-Means
Clustering karena mempertimbangkan korelasi yang mungkin terjadi antar variabel/fitur
sehingga memberikan nilai Partition Coefficient yang lebih tinggi.
Perpustakaan Digital ITB