digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Viviany Marcella
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Viviany Marcella
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Viviany Marcella
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Viviany Marcella
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Viviany Marcella
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Viviany Marcella
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Viviany Marcella
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Viviany Marcella
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Viviany Marcella
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Kawasan wisata Pantai Cermin di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, merupakan salah satu destinasi wisata bahari yang memiliki daya tarik tinggi dan berpotensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Namun, kawasan ini menghadapi tantangan serius akibat dampak perubahan iklim, seperti abrasi pantai, kenaikan muka air laut, dan penurunan kualitas lingkungan pesisir. Dampak ini tidak hanya mengancam kelestarian lingkungan, tetapi juga menurunkan daya saing dan keberlanjutan sektor pariwisata di wilayah tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan perancangan kawasan yang tangguh terhadap perubahan iklim guna mempertahankan fungsi sosial-ekonomi dan ekologi kawasan wisata secara berkelanjutan. Tugas Akhir ini bertujuan untuk menerapkan kriteria dan prinsip perancangan kawasan tepi air yang adaptif terhadap perubahan iklim dengan menggunakan pendekatan Climate Resilient Urban Design (CRUD) pada studi kasus di Kelurahan Pantai Cermin Kanan. Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh melalui observasi lapangan yang memetakan kondisi fisik eksisting, sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur, dokumen perencanaan, dan data spasial berbasis sistem informasi geospasial. Analisis dilakukan secara kualitatif untuk menyusun kriteria dan prinsip perancangan normatif berbasis ketahanan iklim serta analisis kuantitatif untuk mengidentifikasi potensi dan persoalan tapak kawasan yang dirancang. iiHasil tugas akhir ini menunjukkan bahwa kawasan Pantai Cermin Kanan memiliki kekayaan ekosistem, potensi wisata, serta nilai budaya yang tinggi, namun memiliki kerentanan terhadap perubahan iklim yang signifikan. Berbagai permasalahan ditemukan, antara lain minimnya ruang terbuka hijau, belum adanya jalur evakuasi bencana yang terintegrasi, serta belum diterapkannya prinsip perancangan yang mempertimbangkan ketahanan lingkungan dalam pengembangan pariwisata. Dengan mengkaji beberapa studi komparatif dari kawasan tepi air internasional seperti Barangaroo Reserve (Australia), Hafencity (Jerman), dan Garden by the Bay (Singapura), penelitian ini menyusun prinsip perancangan yang meliputi integrasi ekosistem pesisir, efisiensi penggunaan lahan, penguatan aksesibilitas, kenyamanan termal, edukasi lingkungan, serta mitigasi risiko bencana. Kebaruan dari tugas akhir ini terletak pada pengintegrasian konsep CRUD dalam konteks kawasan wisata bahari di Indonesia, yang belum banyak diadopsi secara komprehensif. Rancangan kawasan tepi air tidak hanya dirancang sebagai ruang wisata dan rekreasi, tetapi juga sebagai infrastruktur adaptif yang mampu merespons risiko iklim sekaligus mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir. Simulasi desain menghasilkan rencana rancangan kawasan yang meliputi zonasi adaptif, ruang terbuka berbasis ekologi, sistem sirkulasi dan parkir terintegrasi, jalur pejalan kaki yang ramah lingkungan, dan area edukasi publik terkait perubahan iklim. Tugas akhir ini memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu perencanaan dan perancangan kawasan pesisir melalui formulasi kriteria dan prinsip perancangan yang mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan ketahanan iklim. Selain itu, hasil rancangan yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai rekomendasi praktis dan strategis bagi pemerintah daerah serta pemangku kebijakan lainnya dalam menyusun arah kebijakan pengembangan kawasan wisata pesisir yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.