Pengelolaan sampah di Jakarta menjadi persoalan kritis dengan produksi sekitar 7.000 ton per hari, di mana 60% berupa sampah organik yang berpotensi dimanfaatkan kembali (Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, 2023). Sebagian besar sampah ini dialirkan ke TPST Bantar Gebang yang kini over capacity dengan tinggi timbunan 40–50 meter dan kapasitas terpakai lebih dari 86%. Kondisi ini menimbulkan pencemaran air lindi, emisi metana, mikroplastik, serta risiko kesehatan seperti penyakit kulit dan gangguan pernapasan (World Bank, 2021; WHO, 2022).
Sebagai solusi, Waste Management Research Center (WMRC) di Bantar Gebang dirancang sebagai pusat riset, pengembangan, dan edukasi teknologi pengelolaan limbah. Tapak seluas 1 hektare bersebelahan dengan PLTSa dan RDF Plant memfasilitasi laboratorium pengujian, area demonstrasi teknologi, dan ruang edukasi publik. Pendekatan Activity-Based Working (ABW) dengan enam kriteria Flexibility Space, Activity Based (Research), Concentration and Barrier, Relaxation and Recovery, Accessibility, dan Collaborate digunakan untuk menciptakan ruang yang adaptif dan kolaboratif.
Desain mencapai KDB 23,6%, KLB 0,4, dan KDH 83%, melampaui ketentuan perencanaan. Ruang terbuka hijau luas, sistem drainase adaptif, dan pemanfaatan iklim mikro tropis monsun meningkatkan resiliensi ekologis. Hubungan ruang berbasis proximity serta konsep primary–secondary adjacency memastikan sirkulasi efisien dan produktivitas pengguna.
WMRC dirancang tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional dan teknis, tetapi juga menjadi model pusat riset yang produktif, inovatif, dan berkelanjutan, yang dapat direplikasi di tingkat nasional maupun global untuk menjawab tantangan pengelolaan limbah terpadu
Perpustakaan Digital ITB