digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PT X sebagai penyalur lebih dari 50% kebutuhan BBM nasional menghadapi tantangan dalam menjaga kinerja operasional 111 terminal yang tersebar di seluruh Indonesia. Kinerja operasional terminal bergantung pada keandalan peralatan kritis dan ketersediaan suku cadang pemeliharaannya. Namun, saat ini, PT X belum memiliki sistem rantai pasok inventori suku cadang. Akibatnya, kebutuhan suku cadang untuk pemeliharaan sering tidak terpenuhi tepat waktu sehingga menyebabkan downtime terminal yang berujung pada munculnya biaya penalti pengalihan suplai BBM hingga 22,56 miliar rupiah per tahun. Untuk mengatasi permasalahan pada PT X, diperlukan perancangan sistem rantai pasok pengelolaan inventori suku cadang yang dapat meminimumkan lead time pengadaan suku cadang. Pada penelitian ini, dikembangkan model perancangan rantai pasok suku cadang dengan mempertimbangkan alternatif keputusan berupa pembangunan gudang di beberapa terminal PT X. Pendekatan pemrograman linier dibangun dengan fungsi tujuan meminimalkan total biaya rantai pasok yang mencakup biaya investasi pembangunan gudang, pengadaan stok, operasional, transportasi, dan biaya penalti. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa pembangunan 36 gudang di beberapa terminal strategis mampu menekan biaya penalti pengalihan suplai menjadi 90,8 juta rupiah per tahun serta menurunkan rata-rata lead time pengadaan suku cadang sebesar 20,87%. Melalui analisis sensitivitas, terbukti bahwa pilihan lokasi gudang tetap konsisten meskipun terdapat ketidakpastian pada jumlah kebutuhan suku cadang dan biaya transportasi, bahkan dalam kondisi ekstrem sekalipun.