ABSTRAK Wilbert Ivander Nioman
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
SEBAGIAN Wilbert Ivander Nioman
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Wilbert Ivander Nioman
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I Wilbert Ivander Nioman
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II Wilbert Ivander Nioman
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III Wilbert Ivander Nioman
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV Wilbert Ivander Nioman
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V Wilbert Ivander Nioman
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA Wilbert Ivander Nioman
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Wilbert Ivander Nioman
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Wahana udara mengalami beberapa fase pada saat operasional, salah satunya adalah
fase pendakian. Fase pendakian terjadi ketika wahana udara perlu mengubah
ketinggian, umumnya dilakukan pada ketinggian 10.000 kaki – 20.000 kaki pada
pesawat F16. Fase ini dilakukan untuk meminimalkan turbulensi. Efek turbulensi
akan menyebabkan borosnya penggunaan bahan bakar pada pesawat karena perlu
memberikan manuver yang kuat. Perubahan ketinggian dapat dicapai dengan
berbagai lintasan dan arah gerak. Penelitian ini bertujuan untuk merancang lintasan
optimal serta sistem kontrol model F16 dengan metode gain scheduling. Model F16
disusun dalam bentuk persamaan keadaan dan diuji melalui simulasi numerik
menggunakan perangkat lunak MATLAB. Penyederhanaan model F16 juga
dilakukan untuk memudahkan perancangan lintasan optimal dan sistem kontrol.
Penyederhanaan model mencakup mereduksi model tak linear F16 menjadi model
tak linear longitudinal F16 dan model linear F16. Model linear didapat dari
linearisasi di titik trim sebanyak 36 titik. Kemudian, lintasan optimal ditentukan
menggunakan Prinsip Maksimum Pontryagin dengan pendekatan fungsi biaya
berbasis energi atau kuadratik. Fungsi biaya berbasis energi akan
merepresentasikan bahan bakar. Setelah mendapatkan lintasan optimal, sistem
kontrol dirancang dengan menggunakan Regulator Kuadratik Linear untuk
memastikan model F16 dapat mengikuti lintasan dengan baik meskipun terdapat
perbedaan nilai parameter pada model karena sifat tak linear. Gain scheduling
diterapkan dengan memvariasikan gain pengontrol Regulator Kuadratik Linear
terhadap kecepatan dan ketinggian pesawat. Berdasarkan hasil penelitian ini,
trajektori yang dihasilkan oleh PMP dapat menuntun model F16 untuk mencapai
ketinggian 20.000 kaki dengan waktu simulasi selama 60 – 70 detik. Hasil
penelitian ini juga memberikan performa kontrol yang lebih baik dengan
menggunakan pengontrol dengan jumlah yang lebih sedikit, yaitu sebanyak 6
pengontrol yang divariasikan terhadap ketinggian dengan kecepatan konstan 450
kaki/detik. Pengontrol yang divariasikan terhadap ketinggian saja memberikan
input kontrol yang lebih baik yaitu kecepatan dijaga di sekitar 450 kaki/detik dan
input kontrol tidak agresif dibandingkan pengontrol yang divariasikan terhadap
ketinggian dan kecepatan pada setiap kondisi operasi atau titik trim.
Perpustakaan Digital ITB