digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Niat pembelian pelanggan merupakan metrik penting dalam mengukur pertumbuhan berkelanjutan pada startup teknologi pendidikan (EdTech). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji variabel-variabel strategi growth hack yang secara signifikan memengaruhi niat pembelian pelanggan, berdasarkan kerangka AARRR dari Bohnsack dan Liesner (2019), serta memberikan rekomendasi strategis untuk Smartz Centre, sebuah platform EdTech baru di Indonesia. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan metode Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM), yang melibatkan lima variabel utama: acquisition, activation, revenue, retention, dan referral. Data dikumpulkan melalui kuesioner daring yang diisi oleh 211 responden, terdiri dari pengguna internal (siswa dan orang tua) dan calon pelanggan eksternal. Hasil analisis model menunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki pengaruh signifikan terhadap niat pembelian pelanggan, dengan koefisien jalur tertinggi pada variabel revenue (? = 0.412), retention (? = 0.401), dan referral (? = 0.387). Variabel acquisition (? = 0.201) dan activation (? = 0.195) juga memberikan kontribusi positif yang signifikan secara statistik, meskipun dengan pengaruh yang lebih kecil. Model ini mampu menjelaskan 87.2% variansi pada niat pembelian pelanggan (R² = 0.872), yang menunjukkan kekuatan prediksi yang sangat kuat. Temuan ini menyiratkan bahwa meskipun akuisisi dan aktivasi pengguna baru tetap penting, perhatian yang lebih besar perlu diberikan pada monetisasi pelanggan yang sudah ada, menjaga loyalitas, serta memanfaatkan strategi rujukan dari mulut ke mulut untuk mendorong niat pembelian yang berkelanjutan. Secara teoritis, studi ini berkontribusi dalam pengembangan kerangka growth hack berbasis data yang relevan dengan konteks EdTech. Secara praktis, temuan ini mendukung Smartz Centre dalam merancang strategi yang lebih tepat sasaran, seperti bundling layanan premium, program retensi yang dipersonalisasi, dan insentif referral yang terstruktur untuk meningkatkan konversi pembelian. Keterbatasan penelitian ini mencakup belum adanya segmentasi mendalam dan wawasan kualitatif. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan pendekatan metode campuran dan data longitudinal untuk menangkap perubahan perilaku pembelian dari waktu ke waktu.