digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

UMKM kuliner di Indonesia memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor ini tidak hanya tersebar luas, tetapi juga menyumbang lebih dari 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) serta menyerap mayoritas tenaga kerja, terutama di wilayah perkotaan seperti Kota Bandung. Namun demikian, peningkatan secara kuantitatif belum sepenuhnya diikuti oleh penguatan operasional. Berbagai permasalahan internal, seperti kualitas produk yang tidak konsisten, pemborosan bahan baku, keterlambatan pelayanan, serta respons yang lambat terhadap kebutuhan pelanggan, masih menjadi tantangan yang signifikan. Masalah-masalah tersebut umumnya bersumber dari kelemahan manajerial internal, bukan tekanan eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kapabilitas internal terhadap implementasi lean operations serta implikasinya terhadap kinerja operasional UMKM. Pendekatan teoritis yang digunakan mencakup ResourceBased View (RBV) yang menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya internal sebagai sumber keunggulan bersaing jangka panjang, serta kerangka People– Process–Technology/System (PPT/S) yang memetakan kapabilitas internal ke dalam tiga aspek utama: sumber daya manusia, proses, dan sistem pendukung. Terdapat tujuh dimensi kapabilitas yang dikaji: kompetensi staf, peran pemilik, perencanaan dan koordinasi proses, pengelolaan alur operasional, pengendalian dan respons proses, kapabilitas teknologi, serta sistem sertifikasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif eksplanatori dengan metode Structural Equation Modeling berbasis Partial Least Squares (PLS-SEM). Data primer dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur yang disebarkan kepada 250 pemilik atau manajer UMKM kuliner di Kota Bandung. Seluruh konstruk diadaptasi dari literatur terdahulu yang telah tervalidasi, kemudian disesuaikan dengan konteks usaha kuliner skala kecil di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa enam dari tujuh kapabilitas internal berpengaruh signifikan terhadap implementasi lean operations. Di antara seluruh variabel, pengelolaan alur operasional dan kapabilitas teknologi merupakan faktor yang paling dominan. Sementara itu, sistem sertifikasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan, yang mengindikasikan bahwa pelaku UMKM masih memandang sertifikasi sebagai persyaratan administratif, bukan sebagai instrumen strategis untuk peningkatan kinerja. Penelitian ini juga mengonfirmasi adanya hubungan positif antara penerapan praktik lean dengan peningkatan kinerja operasional, khususnya dalam aspek kecepatan pelayanan, konsistensi mutu produk, efisiensi biaya, dan kepuasan pelanggan. Temuan ini memberikan dasar untuk merumuskan beberapa rekomendasi praktis. Pemilik usaha disarankan untuk memulai dari langkahlangkah sederhana, seperti penggunaan checklist harian dan penyusunan alur kerja dasar guna meningkatkan keteraturan operasional. Meskipun tidak semua UMKM memiliki akses terhadap sistem digital yang kompleks, adopsi teknologi berskala ringan, seperti WhatsApp Business atau aplikasi kasir sederhana, dapat memberikan manfaat yang signifikan. Alat bantu tersebut memiliki kompleksitas teknis yang relatif rendah dan dapat mendukung pengelolaan data transaksi secara lebih sistematis. Di samping itu, penguatan peran pemilik usaha menjadi krusial dalam mendukung keberhasilan implementasi lean. Program pendampingan, pelatihan berbasis komunitas, maupun mentoring terstruktur dapat meningkatkan kapabilitas manajerial secara bertahap. Diskusi informal antar pelaku usaha juga terbukti berkontribusi terhadap peningkatan keterampilan pengambilan keputusan dan pengelolaan tim. Sementara itu, sistem sertifikasi perlu didesain ulang agar lebih relevan secara operasional, misalnya dengan mengintegrasikan proses sertifikasi dengan pelatihan teknis atau insentif berbasis kinerja. Penelitian ini memiliki keterbatasan, terutama karena hanya berfokus pada faktor internal dan tidak mengkaji variabel eksternal seperti regulasi, kompetisi pasar, atau preferensi konsumen. Selain itu, ruang lingkup geografis yang terbatas pada Kota Bandung dapat membatasi generalisasi temuan. Penggunaan data self-reported juga dapat menimbulkan potensi bias dalam penilaian kinerja. Namun demikian, studi ini tetap memberikan kontribusi yang bermakna dalam memahami bagaimana UMKM dapat meningkatkan kinerja operasional melalui optimalisasi kapabilitas internal dan penerapan prinsip lean secara kontekstual..