UMKM kuliner di Indonesia memiliki peran strategis dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor ini tidak hanya tersebar luas, tetapi juga
menyumbang lebih dari 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) serta
menyerap mayoritas tenaga kerja, terutama di wilayah perkotaan seperti Kota
Bandung. Namun demikian, peningkatan secara kuantitatif belum sepenuhnya
diikuti oleh penguatan operasional. Berbagai permasalahan internal, seperti
kualitas produk yang tidak konsisten, pemborosan bahan baku, keterlambatan
pelayanan, serta respons yang lambat terhadap kebutuhan pelanggan, masih
menjadi tantangan yang signifikan. Masalah-masalah tersebut umumnya
bersumber dari kelemahan manajerial internal, bukan tekanan eksternal.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kapabilitas internal
terhadap implementasi lean operations serta implikasinya terhadap kinerja
operasional UMKM. Pendekatan teoritis yang digunakan mencakup ResourceBased
View
(RBV)
yang
menekankan
pentingnya
pengelolaan
sumber
daya
internal
sebagai
sumber keunggulan bersaing jangka panjang, serta kerangka People–
Process–Technology/System (PPT/S) yang memetakan kapabilitas internal ke
dalam tiga aspek utama: sumber daya manusia, proses, dan sistem pendukung.
Terdapat tujuh dimensi kapabilitas yang dikaji: kompetensi staf, peran pemilik,
perencanaan dan koordinasi proses, pengelolaan alur operasional, pengendalian
dan respons proses, kapabilitas teknologi, serta sistem sertifikasi. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif eksplanatori dengan metode Structural
Equation Modeling berbasis Partial Least Squares (PLS-SEM). Data primer
dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur yang disebarkan kepada 250 pemilik
atau manajer UMKM kuliner di Kota Bandung. Seluruh konstruk diadaptasi dari
literatur terdahulu yang telah tervalidasi, kemudian disesuaikan dengan konteks
usaha kuliner skala kecil di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa enam
dari tujuh kapabilitas internal berpengaruh signifikan terhadap implementasi lean
operations. Di antara seluruh variabel, pengelolaan alur operasional dan
kapabilitas teknologi merupakan faktor yang paling dominan. Sementara itu,
sistem sertifikasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan, yang
mengindikasikan bahwa pelaku UMKM masih memandang sertifikasi sebagai
persyaratan administratif, bukan sebagai instrumen strategis untuk peningkatan
kinerja. Penelitian ini juga mengonfirmasi adanya hubungan positif antara penerapan praktik lean dengan peningkatan kinerja operasional, khususnya dalam
aspek kecepatan pelayanan, konsistensi mutu produk, efisiensi biaya, dan kepuasan
pelanggan. Temuan ini memberikan dasar untuk merumuskan beberapa
rekomendasi praktis. Pemilik usaha disarankan untuk memulai dari langkahlangkah
sederhana, seperti penggunaan checklist harian dan penyusunan alur
kerja dasar guna meningkatkan keteraturan operasional. Meskipun tidak semua
UMKM memiliki akses terhadap sistem digital yang kompleks, adopsi teknologi
berskala ringan, seperti WhatsApp Business atau aplikasi kasir sederhana, dapat
memberikan manfaat yang signifikan. Alat bantu tersebut memiliki kompleksitas
teknis yang relatif rendah dan dapat mendukung pengelolaan data transaksi secara
lebih sistematis. Di samping itu, penguatan peran pemilik usaha menjadi krusial
dalam mendukung keberhasilan implementasi lean. Program pendampingan,
pelatihan berbasis komunitas, maupun mentoring terstruktur dapat meningkatkan
kapabilitas manajerial secara bertahap. Diskusi informal antar pelaku usaha juga
terbukti berkontribusi terhadap peningkatan keterampilan pengambilan keputusan
dan pengelolaan tim. Sementara itu, sistem sertifikasi perlu didesain ulang agar
lebih relevan secara operasional, misalnya dengan mengintegrasikan proses
sertifikasi dengan pelatihan teknis atau insentif berbasis kinerja. Penelitian ini
memiliki keterbatasan, terutama karena hanya berfokus pada faktor internal dan
tidak mengkaji variabel eksternal seperti regulasi, kompetisi pasar, atau preferensi
konsumen. Selain itu, ruang lingkup geografis yang terbatas pada Kota Bandung
dapat membatasi generalisasi temuan. Penggunaan data self-reported juga dapat
menimbulkan potensi bias dalam penilaian kinerja. Namun demikian, studi ini tetap
memberikan kontribusi yang bermakna dalam memahami bagaimana UMKM
dapat meningkatkan kinerja operasional melalui optimalisasi kapabilitas internal
dan penerapan prinsip lean secara kontekstual..
Perpustakaan Digital ITB