Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran krusial dalam perekonomian Indonesia, terutama dalam menciptakan lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia pada berbagai sektor. Berdasarkan data Kementrian Koperasi dan UKM, UMKM menyumbang lebih dari 60% Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap mayoritas tenaga kerja di sektor informal maupun formal. Salah satu sektor yang banyak menyerap tenaga kerja adalah industry pengolahan yang mengubah bahan mentah menjadi produk dengan nilai tambah. UMKM “Ma Utik” merupakan industri rumah tangga yang terletak di Desa Cilembu, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. UMKM “Ma Utik” bergerak di bidang pengolahan Ubi Cilembu menjadi produk bernilai tambah yaitu keripik. Meskipun memiliki potensi pasar yang besar, namun UMKM ini menghadapi kendala dalam hal seperti keterbatasan kapasitas produksi, hubungan kemitraan dengan pemasok yang tidak formal, dan sistem pemasaran yang kurang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk Menyusun strategi peningkatan usaha yang tepat bagi UMKM “Ma Utik” melalui identifikasi kondisi rantai pasok saat ini, analisis kegiatan usaha, evaluasi kinerja melalui indikator kinerja utama (Key Performance IndicatorI/KPI), dan penentuan strategi prioritas berbasis bobot pengaruh tiap elemen dalam sistem usaha. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis Hayami untuk mengukur efisiensi biaya, evaluasi KPI untuk menilai performa usaha berdasarkan lima aspek utama (produksi, pemasaran, pasokan bahan baku, SDM, dan keuangan), serta metode Analytical Network Process (ANP) untuk menentukan prioritas strategi peningkatan usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem bisnis Ma Utik masih sederhana dan belum terstandarisasi dengan tantangan utama yaitu pada aspek produksi dan pemasaran. Evaluasi
KPI menunjukkan bahwa sebagian besar indikator kinerja, yaitu produksi, pemasaran & distribusi, pasokan bahan baku, organisasi & SDM, dan keuangan & pendanaan masih berada pada level awal hingga menengah karena belum memnuhi target yang ditetapkan. Berdasarkan hasil ANP, tiga indikator strategis utama adalah jangkauan distribusi, efisiensi proses, dan ketersediaan bahan baku ubi. Startegi dengan bobot prioritas tertinggi adalah Strategi C: Pengembangan saluran pemasaran digital (E-commerce dan media sosial) dengan skor 0,16. Strategi ini dinilai paling relevan untuk meningkatkan jangkauan pasar dan daya saing produk.
Perpustakaan Digital ITB