Pemberian wewenang dari pemerintah kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero)/KAI dalam beberapa proyek nasional yang bersumber dana tidak dari APBN. Kebutuhan perusahaan dalam memperoleh pendanaan dengan menggunakan Pecking Order Theory.
Penelitian ini dilakukan di KAI dari historis terlihat bahwa kondisi keuangan memungkinkan perusahaan untuk memperoleh dana eksternal yang bersifat jangka panjang. Skema sumber pendanaan yang disimulasikan yaitu melalui hutang bank dan penerbitan obligasi, dengan tenor yang sama yaitu 10 tahun dengan tingkat pembayaran bunga yang berbeda disesuaikan dengan analisa internal dan eksternal. Pembandingan skenario terbaik dengan asumsi dan kondisi Debt to Equity Ratio/DER dan Debt Service Coverage Ratio/DSCR. Simulasi dengan menggunakan instrument Present Value of Cost dan Financial Projection di masing-masing skenario.
Dari hasil analisa yang dilakukan, skema terbaik yaitu obligasi dengan nilai kupon sebesar 8,5%. KAI sebaiknya membuat analisa best financing di setiap proyek investasinya dan menerbitkan obligasi pada Oktober 2017 untuk sumber pembiayaan proyek ini. Implemetasi dengan Buyback Strategy dengan melihat nilai obligasi di pasar, jika yield lebih tinggi dibanding dengan kupon maka akan memberikan keuntungan dari selisih dalam pelunasan obligasi.
Perpustakaan Digital ITB