Pengiriman batubata merupakan sebuah hal yang sangat penting pada industri
pertambangan, pengiriman Batubara merupakan sebuah tahapan dalam supply
chain industry pertambangan yang meliputi transportasi batu bara dari Lokasi
pertambangan sampai dengan ke customers akhir, seperti power plants, processing
plants, atau export ports. Pengiriman ini biasanya dilakukan dengan dua moda
transportasi, yaitu transportasi darat dan transportasi laut, pengiriman via darat
meliputi pengiriman dengan truk ataupun dengan kereta sedangkan untuk
pengiriman via laut menggunakan tongkang atau kapal besar.
PT XYZ melakukan pengiriman batubara menuju pelabuhan menggunakan kereta,
hal ini yang membuat fasilitas Train Loading Station (TLS) digunakan untuk
pemuatan batubara kedalam kereta. Proses dimulai dari pengiriman batu bara dari
front tambang menuju TLS menggunakan Coal Handling Facility (CHF) atau biasa
disebut conveyor. Batu bara yang dikirim menggunakan conveyor system akan
ditampung didalam silo yang ada pada bagian paling atas TLS. Setelah itu
Batubara dituang menuju tempat penimbangan yang disebut weightbin
menggunakan gaya gravitasi dan aliran batubara yang lewat diatur menggunakan
gate yang ditenagai oleh hydraulic system, transmisi energi melalui hydraulic
cylinder berguna untuk membuka dan menutup gate tersebut sehingga akurasi dari
penimbangan Batubara dapat dijaga. Di sini peran hydraulic cylinder menjadi
sangat penting karena hydraulic cylinder memiliki peran yang sangat penting
dalam proses pemuatan batubara kedalam gerbong kereta.
Sering terjadinya breakdown pada sistem hidrolik TLS membuat proses pemuatan
Batubara menjadi terganggu. Breakdown ini disebabkan adanya kebocoran atau
kerusakan pada hydraulic cylinder, breakdown terjadi karena proses maintenance
yang kurang optimal seperti tidak dilakukannya penggantian pada hydraulic
cylinder ketika kerusakannya masih minim. Penggantian tidak dilakukan kerena
ketidak tersedianya sparepart pengganti, sehingga ketidak tersediaan sparepart
menjadi kontributor utama dari seringnya breakdown terjadi. Kekosongan stok diakibatkan oleh terganggunnya rantai pasok, proses pengiriman
sparepart terganggu oleh bermacam hal seperti proses shipping dan proses masuk indonesia, proses pengiriman yang memakan waktu sangat panjang ini yang
membuat proses perawatan menjadi terhambat.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengatasi permasalahan lamanya waktu
pengiriman hydraulic cylinder. Sehingga stok kosong pada hydraulic cylinder tidak
akan terjadi lagi, penelitian ini menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,
Analyze, Improve, and Control) sehingga improvement yang dilakukan dapat
berjalan secara effective dan efisien. Penelitian ini menghasilkan bahwa
penggunaan strategi vendor managed inventory (VMI) dapat secara efektif
mengurangi lead time dari delivering process serta menjamin ketersediaan stok
sehingga tidak akan lagi terjadi kekosongan stok.
Perpustakaan Digital ITB