digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengiriman batubata merupakan sebuah hal yang sangat penting pada industri pertambangan, pengiriman Batubara merupakan sebuah tahapan dalam supply chain industry pertambangan yang meliputi transportasi batu bara dari Lokasi pertambangan sampai dengan ke customers akhir, seperti power plants, processing plants, atau export ports. Pengiriman ini biasanya dilakukan dengan dua moda transportasi, yaitu transportasi darat dan transportasi laut, pengiriman via darat meliputi pengiriman dengan truk ataupun dengan kereta sedangkan untuk pengiriman via laut menggunakan tongkang atau kapal besar. PT XYZ melakukan pengiriman batubara menuju pelabuhan menggunakan kereta, hal ini yang membuat fasilitas Train Loading Station (TLS) digunakan untuk pemuatan batubara kedalam kereta. Proses dimulai dari pengiriman batu bara dari front tambang menuju TLS menggunakan Coal Handling Facility (CHF) atau biasa disebut conveyor. Batu bara yang dikirim menggunakan conveyor system akan ditampung didalam silo yang ada pada bagian paling atas TLS. Setelah itu Batubara dituang menuju tempat penimbangan yang disebut weightbin menggunakan gaya gravitasi dan aliran batubara yang lewat diatur menggunakan gate yang ditenagai oleh hydraulic system, transmisi energi melalui hydraulic cylinder berguna untuk membuka dan menutup gate tersebut sehingga akurasi dari penimbangan Batubara dapat dijaga. Di sini peran hydraulic cylinder menjadi sangat penting karena hydraulic cylinder memiliki peran yang sangat penting dalam proses pemuatan batubara kedalam gerbong kereta. Sering terjadinya breakdown pada sistem hidrolik TLS membuat proses pemuatan Batubara menjadi terganggu. Breakdown ini disebabkan adanya kebocoran atau kerusakan pada hydraulic cylinder, breakdown terjadi karena proses maintenance yang kurang optimal seperti tidak dilakukannya penggantian pada hydraulic cylinder ketika kerusakannya masih minim. Penggantian tidak dilakukan kerena ketidak tersedianya sparepart pengganti, sehingga ketidak tersediaan sparepart menjadi kontributor utama dari seringnya breakdown terjadi. Kekosongan stok diakibatkan oleh terganggunnya rantai pasok, proses pengiriman sparepart terganggu oleh bermacam hal seperti proses shipping dan proses masuk indonesia, proses pengiriman yang memakan waktu sangat panjang ini yang membuat proses perawatan menjadi terhambat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengatasi permasalahan lamanya waktu pengiriman hydraulic cylinder. Sehingga stok kosong pada hydraulic cylinder tidak akan terjadi lagi, penelitian ini menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, and Control) sehingga improvement yang dilakukan dapat berjalan secara effective dan efisien. Penelitian ini menghasilkan bahwa penggunaan strategi vendor managed inventory (VMI) dapat secara efektif mengurangi lead time dari delivering process serta menjamin ketersediaan stok sehingga tidak akan lagi terjadi kekosongan stok.