digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Peningkatan permintaan gas bumi di Indonesia dan dominasi reservoir berkualitas rendah dengan permeabilitas serta produktivitas rendah memerlukan teknologi stimulasi lanjut untuk meningkatkan produksi. Multi-Stage Fracturing (MSF) pada sumur horizontal merupakan solusi efektif untuk kondisi tersebut. Penelitian ini mengevaluasi penerapan MSF pada lapisan LMK-100 di Lapangan LFC serta mengembangkan model fungsi proksi untuk memprediksi produksi gas berdasarkan parameter desain rekahan. Simulasi reservoir pada sumur horizontal dilakukan, diikuti analisis sensitivitas satu variabel dan multivariat. Analisis satu variabel menunjukkan bahwa meskipun 18 tahap rekahan menghasilkan kumulatif produksi tertinggi (538.64 MMSCF), 2 tahap rekahan dengan jarak 475 ft memberikan keuntungan tertinggi (2,612,864.593 USD dengan kumulatif produksi sebesar 529,81 MMSCF) dan dipilih sebagai optimum. Analisis multivariat terhadap half-length, tinggi, lebar, dan permeabilitas menunjukkan bahwa half-length merupakan parameter paling berpengaruh menurut metode Morris dan Sobol. Model proksi dikembangkan dengan Response Surface Methodology (RSM) dan regresi polinomial, dengan akurasi sangat baik (R-square = 0,99, kesalahan 0.03%) serta divalidasi dengan hasil simulasi. Model ini memungkinkan optimasi desain MSF secara efisien dengan prediksi produksi yang akurat, menunjukkan potensi MSF untuk meningkatkan perolehan gas dari reservoir berkualitas rendah.