Peningkatan permintaan gas bumi di Indonesia dan dominasi reservoir berkualitas rendah dengan permeabilitas
serta produktivitas rendah memerlukan teknologi stimulasi lanjut untuk meningkatkan produksi. Multi-Stage
Fracturing (MSF) pada sumur horizontal merupakan solusi efektif untuk kondisi tersebut. Penelitian ini
mengevaluasi penerapan MSF pada lapisan LMK-100 di Lapangan LFC serta mengembangkan model fungsi
proksi untuk memprediksi produksi gas berdasarkan parameter desain rekahan. Simulasi reservoir pada sumur
horizontal dilakukan, diikuti analisis sensitivitas satu variabel dan multivariat. Analisis satu variabel
menunjukkan bahwa meskipun 18 tahap rekahan menghasilkan kumulatif produksi tertinggi (538.64 MMSCF), 2
tahap rekahan dengan jarak 475 ft memberikan keuntungan tertinggi (2,612,864.593 USD dengan kumulatif
produksi sebesar 529,81 MMSCF) dan dipilih sebagai optimum. Analisis multivariat terhadap half-length, tinggi,
lebar, dan permeabilitas menunjukkan bahwa half-length merupakan parameter paling berpengaruh menurut
metode Morris dan Sobol. Model proksi dikembangkan dengan Response Surface Methodology (RSM) dan regresi
polinomial, dengan akurasi sangat baik (R-square = 0,99, kesalahan 0.03%) serta divalidasi dengan hasil
simulasi. Model ini memungkinkan optimasi desain MSF secara efisien dengan prediksi produksi yang akurat,
menunjukkan potensi MSF untuk meningkatkan perolehan gas dari reservoir berkualitas rendah.
Perpustakaan Digital ITB