Saat ini, Indonesia merupakan negara penghasil gas karbon dioksida (CO2) terbanyak ke-
6 di dunia dan diprediksi mencapai 334,6 juta ton pada tahun 2030. Fermentasi Palm Oil
Mill Effluent (POME) dan pengolahan gas alam di Natuna menjadi dua contoh aktivitas
industri di Indonesia yang memproduksi CO2 dalam jumlah masif. Konversi CO2 menjadi
senyawa aromatik mencanangkan pendekatan brilian untuk lingkungan dengan
memperhatikan kondisi supply and demand sebab, sampai saat ini, Indonesia masih
bergantung pada impor senyawa benzena, toluena, dan xilena (BTX).
Penelitian berfokus pada pengembangan katalis berbasis besi (Fe2O3) untuk konversi CO2
menjadi aromatik melalui modifikasi katalis reaksi Reverse Water Gas Shift (RWGS) dan
Fischer–Tropsch (FT). Hal ini didasari oleh tantangan dalam memproduksi olefin sebagai
intermediet utama sekaligus prekursor dalam sintesis aromatik. Modifikasi yang paling
potensial untuk dilakukan adalah penambahan promotor Cu, pengaturan komposisi
pereduksi CO/N2, dan Gas Hourly Space Velocity (GHSV) umpan. Katalis disintesis
dengan metode kopresipitasi NaOH. Katalis yang telah disintesis dikarakterisasi
menggunakan X-ray Diffraction (XRD), X-ray Fluorescence (XRF), nitrogen
physisorption, dan Hydrogen Temperature-Programmed Reduction (H2-TPR). Uji
aktivitas katalis dilakukan pada fixed-bed tubular reaktor isotermal dengan mode operasi
kontinu. Tekanan operasi reaktor sebesar 30 bar. Temperatur reaktor pada saat reduksi
adalah 350°C dan pada saat uji aktivitas 320°C. Komposisi produk gas dan cair dianalisis
dengan gas chromatography (GC) dan katalis spent dikarakterisasi menggunakan XRD.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan promotor Cu terbukti
mengoptimalkan kinetika prereduksi Fe2O3 sehingga meningkatkan aktivitas katalis
dengan syarat durasi prereduksi lebih dari 3 jam walaupun luas permukaan spesifik katalis
menurun. Peningkatan komposisi gas pereduksi CO/N2 terbukti memengaruhi uji
aktivitas katalis dengan meningkatkan komposisi ?-Fe5C2 pada katalis spent. Peningkatan
GHSV dari 2000 hingga 3600 mL jam-1 g-1 turut meningkatkan jumlah fasa aktif ?-Fe5C2
dengan meningkatkan kestabilan fasa. Berdasarkan percobaan, kondisi terbaik diperoleh
dari kombinasi penambahan promotor Cu, komposisi gas pereduksi CO/N2 = 40/60, dan
GHSV = 3600 mL jam-1 g-1 dengan durasi prereduksi 12 jam.
Perpustakaan Digital ITB