


DADAN HADIAN
EMBARGO  2028-06-12 
EMBARGO  2028-06-12 

DADAN HADIAN
EMBARGO  2028-06-12 
EMBARGO  2028-06-12 

DADAN HADIAN
EMBARGO  2028-06-12 
EMBARGO  2028-06-12 

DADAN HADIAN
EMBARGO  2028-06-12 
EMBARGO  2028-06-12 

DADAN HADIAN
EMBARGO  2028-06-12 
EMBARGO  2028-06-12 

DADAN HADIAN
EMBARGO  2028-06-12 
EMBARGO  2028-06-12 
Untuk memenuhi kebutuhan sanitasi dalam lingkungan tertentu seperti ruang
operasi pada rumah sakit, dapur restoran maupun kamar mandi yang higienis, maka
produk keramik maupun kaca yang memiliki sifat self-cleaning dan anti bakteri
sangatlah dibutuhkan. Permasalahan lain yang sering timbul pada industri
keramik adalah air buangan limbah yang mengandung logam berat timbal (Pb).
Logam berat Pb banyak digunakan dalam industri keramik sebagai bahan pelebur,
bahan pembentuk glasir, dan bahan pewarna. Namun Pb bersifat toksik, paparan
logam pada dosis tertentu dapat menyebabkan komplikasi parah seperti sakit perut
kolik, diare berdarah, gagal ginjal, serta dampak merugikan pada kecerdasan
intelektual (IQ) pada anak-anak. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi
kedua permasalahan tersebut adalah dengan menambahkan lapisan yang bersifat self
cleaning (superhidrofobik/superhidrofilik), sehingga permukaan produknya akan
tetap bersih dengan sendirinya. Untuk permukaan yang bersifat superhidrofobik
diaplikasikan sebagai pelapis yang memiliki efek daun talas sehingga
permukaannya tetap kering dan bersih. Sementara itu, untuk permukaan yang
bersifat superhidrofilik diaplikasikan dalam penghilangan ion logam berat Pb(II)
terhadap contoh air limbah industri keramik.
Salah satu material yang dapat digunakan untuk aplikasi lapisan yang bersifat self
cleaning ini adalah TiO2. Titanium dioksida (TiO2) merupakan bahan
semikonduktor yang telah banyak digunakan pada berbagai aplikasi antara lain:
sel surya, fotokatalis, sensor biologi dan kimia, produk kesehatan, maupun
pigmentasi cat. TiO2 menjadi pilihan dalam banyak aplikasi fotokimia karena
biayanya relatif murah, tersedia luas dan tidak beracun, memiliki stabilitas kimia
yang baik serta memiliki potensial oksidasi yang besar. Namun penggunaan TiO2
serbuk sebagai fotokatalis heterogen mempunyai kelemahan yaitu tidak bisa
digunakan kembali dan dibutuhkannya pemisahan lanjutan untuk memisahkan
material fotokatalis dengan analitnya. Selain itu, penggunaan TiO2 murni hanya
efektif bekerja pada daerah sinar UV dibandingkan dengan sinar tampak. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, TiO2 dikombinasikan dengan ZnO dan SiO2
membentuk komposit TiO2/ZnO/SiO2 (TZS). Pembentukan komposit TZS ini
bertujuan untuk membuat material TiO2 yang efektif secara katalitik bekerja pada daerah sinar tampak, memiliki fase anatase TiO2 yang stabil pada suhu tinggi,
serta memiliki luas permukaan yang besar, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai
material adsorben dan fotokatalis. Pelapisan TZS pada substrat kaca dalam
aplikasi pengolahan limbah menjadikannya dapat dipergunakan kembali dan tidak
memerlukan pemisahan lebih lanjut.
Komposit TZS disintesis dengan menggunakan metode sol gel-hidrotermal pada
suhu 180 ºC selama 24 jam dengan media air dan cairan ion turunan pirolidinium.
Cairan ion yang digunakan meliputi: 1-butil-1-metilpirolidinium klorida
[BMPyrr][Cl], 1-butil-1-metilpirolidinium tetrafluoroborat [BMPyrr][BF4], dan 1
butil-1-metilpirolidinium salisilat [BMPyrr][C7H5O3] yang disintesis dengan
metode refluks. Cairan ion dikarakterisasi dengan menggunakan NMR dan IR
sedangkan produk TZS dikarakterisasi dengan XRD, BET, SEM-EDS, TEM, TG
DTA dan UV-Vis DRS. Hasil pengukuran 1H NMR maupun IR menunjukkan
pergeseran kimia dan bilangan gelombang yang telah sesuai dengan karakteristik
cairan ion yang diinginkan. Hasil analisis menggunakan XRD menunjukkan
terbentuknya fase anatase, zincite dan silika amorf setelah dikalsinasi pada suhu
450 °C. Komposit TZS yang disintesis dengan media cairan ion memiliki luas
permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan TZS yang disintesis dengan
media air saja dan bahkan dengan TiO2 komersial (TZS cairan ion 170,2 m2.g-1,
TZS air 119,8 m2.g-1, TiO2 komersial 42,0 m2.g-1), serta memiliki energi celah pita
yang lebih sempit (TZS cairan ion 2,75 eV, TZS air 3,08 eV, TiO2 komersial 3,23
eV), sehingga cocok digunakan sebagai adsorben-fotokatalis. Hasil analisis TG
DTA dan XRD mengindikasikan bahwa fase anatase dari TZS stabil hingga
temperatur 1000 °C dan tidak berubah menjadi fase rutil. Hasil analisa morfologi
dengan menggunakan SEM-EDX dan TEM menunjukkan bahwa TZS yang
disintesis dengan media air berbentuk bulat (spherical) yang seragam, sedangkan
yang disintesis dengan media campuran cairan ion-air memiliki bentuk seperti
nanocoral, nanorod, dan nanocubic masing-masing untuk media campuran air
dengan cairan ion [BMPyrr][Cl], [BMPyrr][C7H5O3] dan [BMPyrr][BF4].
Serbuk komposit TZS yang disintesis telah berhasil dalam menghilangkan ion
logam Pb(II) pada larutan Pb(NO3)2 sebagai analitnya melalui mekanisme
adsorpsi-fotokatalitik di bawah penyinaran lampu merkuri 160 watt pada kondisi
optimum. Kondisi optimum yang diperoleh yaitu pada pH 4, konsentrasi awal
100 ppm dengan volume 50 mL, konsentrasi komposit yang ditambahkan 0,01
gram, dan waktu penyinaran selama 60 menit. Proses adsorpsi Pb(II) mengikuti
model isoterm Freundlich dan model kinetika reaksi orde dua semu dengan
kapasitas adsorpi maksimum sebesar 322,58 mg.g-1. Proses fotokatalitiknya
mengikuti kinetika orde satu semu dengan persentase penghilangan ion Pb(II)
mencapai 99,98% untuk TZS yang disintesis dengan media cairan ion
[BMPyrr][BF4], 96,15% untuk TZS yang disintesis dengan media air, dan 6,38%
untuk TiO2 komersial.
Komposit TZS telah dilapiskan pada substrat kaca dengan metode spray coating
pada kondisi optimum pelapisan komposit yang meliputi: jarak penyemprotan 10
cm, tekanan kompresor 7 psi, perbandingan PDMS:komposit adalah 4:2 untuk
kemudian dipanaskan pada suhu 120 °C-600 °C. Permukaan lapisan TZS yang
dipanaskan pada suhu 120 °C bersifat superhidrofobik (sudut kontak 154,30°) sehingga cocok digunakan untuk aplikasi self-cleaning, sedangkan yang
dipanaskan pada suhu 600 °C bersifat superhidrofilik (sudut kontak 0°) sehingga
cocok digunakan untuk aplikasi penghilangan Pb(II) dalam air limbah. Hasil uji
anti bakteri terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus menunjukkan
adanya daya hambat yang ditandai dengan adanya zona bening yang tidak
ditumbuhi bakteri maupun pengurangan jumlah koloni bakteri yang tumbuh baik
pada material komposit TZS itu sendiri maupun pada kaca yang telah dilapisi oleh
komposit. Sesuai dengan ASTM D 3359/ISO 2409 uji daya rekat dengan metode
cross-cut test, lapisan TZS merekat dengan baik yang ditunjukkan dengan tidak
adanya lapisan coating yang terkelupas menggunakan solasi transparan, dan
tergolong pada ISO class 0/ASTM class 5B. Lapisan TZS juga memiliki daya
tahan kimia dan noda yang baik yang ditandai dengan tidak adanya noda yang
tertinggal dan tidak terkelupasnya lapisan TZS selama perendaman.
Pada aplikasi penghilangan ion Pb(II), menunjukkan adanya peningkatan aktivitas
fotokatalitik lapisan TZS yang disintesis dengan media cairan ion dibandingkan
dengan TZS yang disintesis dengan media air saja, dan juga dengan TiO2
komersial. Untuk analit larutan Pb(NO3)2 100 ppm persentase penghilangannya
mencapai 81,89% untuk TZS-cairan ion, 80,15% untuk TZS-air, dan 14,24%
untuk TiO2 komersial. Sedangkan terhadap contoh air limbah industri keramik
tableware persentase penghilangannya mencapai 99,49% untuk TZS-cairan ion,
97,46% untuk TZS-air, dan 32,52% untuk TiO2 komersial.
Hasil analisis menggunakan XRD dan EDX terhadap lapisan TZS yang digunakan
setelah aktivitas adsorpsi-fotokatalitik menunjukkan terbentuknya fase litharge
(PbO) setelah proses adsorpsi melalui mekanisme pertukaran ion dan selanjutnya
terbentuk fase minium Pb3O4 (2PbO.PbO2) setelah proses fotokatalisis yang
terdeposit pada lapisan TZS.