digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kerak (scale) merupakan masalah umum di industri pertambangan, salah satunya menambang mineral dengan menggunakan larutan (solution mining process). Larutan yang mengandung mineral kompleks seperti kalsium dan sulfat ikut terbawa dan membentuk kerak gipsum (kalsium sulfat) di dalam pipa. Kerak menyebabkan masalah operasional, penurunan produksi, dan peningkatan emisi karbon, maka untuk mengatasi problematika tersebut diperlukan penambahan zat antiscalant. Kebutuhan zat antiscalant yang bukan hanya efektif mengatasi masalah kerak, tetapi juga yang mampu terurai alamiah (biodegradable). Percobaan dilangsungkan pada pembuatan kerak gipsum dengan mencampurkan CaCl2 dan Na2SO4 standar lab grade dalam keadaan tidak jenuh atau jenuh natrium klorida (NaCl) yang bebas dari mineral lainnya. Pembuatan kerak kalsium sulfat dibuat dengan larutan sintetis berdasarkan rasio supersaturation satu hingga empat. Larutan antiscalant yang digunakan antara lain dinatrium ethylenediaminetetraacetic acid (Na2EDTA), Poly-acrylic maleic acid (PAMA), polyaspartic acid (PASP), dan polyacrylic acid (PAA). Percobaan antiscalant dilakukan secara statis dan dinamis untuk diamati perbedaannya. Pengujian statis menggunakan metode Jar [ASTM E-3000-18], sedangkan pengujian dinamis di gelas kimia dengan magnetic stirer di rpm tertentu. Pengambilan data uji statis dilakukan setelah 7×24 jam, sedangkan uji dinamis setiap 10 menit dalam waktu 1 jam. Analisisnya meliputi pengamatan visual dan pengukuran kekeruhan. Hasilnya, PASP merupakan antiscalant yang paling efektif mencegah kerak kalsium sulfat baik uji statis dan uji dinamis dalam sistem brine.