Kerak (scale) merupakan masalah umum di industri pertambangan, salah satunya
menambang mineral dengan menggunakan larutan (solution mining process). Larutan
yang mengandung mineral kompleks seperti kalsium dan sulfat ikut terbawa dan
membentuk kerak gipsum (kalsium sulfat) di dalam pipa. Kerak menyebabkan masalah
operasional, penurunan produksi, dan peningkatan emisi karbon, maka untuk mengatasi
problematika tersebut diperlukan penambahan zat antiscalant. Kebutuhan zat
antiscalant yang bukan hanya efektif mengatasi masalah kerak, tetapi juga yang mampu
terurai alamiah (biodegradable). Percobaan dilangsungkan pada pembuatan kerak
gipsum dengan mencampurkan CaCl2 dan Na2SO4 standar lab grade dalam keadaan
tidak jenuh atau jenuh natrium klorida (NaCl) yang bebas dari mineral lainnya.
Pembuatan kerak kalsium sulfat dibuat dengan larutan sintetis berdasarkan rasio
supersaturation satu hingga empat. Larutan antiscalant yang digunakan antara lain
dinatrium ethylenediaminetetraacetic acid (Na2EDTA), Poly-acrylic maleic acid
(PAMA), polyaspartic acid (PASP), dan polyacrylic acid (PAA). Percobaan antiscalant
dilakukan secara statis dan dinamis untuk diamati perbedaannya. Pengujian statis
menggunakan metode Jar [ASTM E-3000-18], sedangkan pengujian dinamis di gelas
kimia dengan magnetic stirer di rpm tertentu. Pengambilan data uji statis dilakukan
setelah 7×24 jam, sedangkan uji dinamis setiap 10 menit dalam waktu 1 jam.
Analisisnya meliputi pengamatan visual dan pengukuran kekeruhan. Hasilnya, PASP
merupakan antiscalant yang paling efektif mencegah kerak kalsium sulfat baik uji statis
dan uji dinamis dalam sistem brine.
Perpustakaan Digital ITB