Departemen Perhotelan menyediakan layanan dukungan kepada penyedia layanan
kesehatan utama di Timur Tengah. Departemen ini telah mengalami masalah
tingginya jumlah perintah kerja/laporan hambatan yang mengakibatkan empat
surat peringatan mengenai penurunan kualitas pemeliharaan lanskap. Untuk
menangani masalah bisnis ini, tujuan dari penelitian ini termasuk mengidentifikasi
kemungkinan penyebab masalah, mengusulkan solusi, dan menguraikan rencana
implementasi untuk jangka pendek, menengah, dan panjang. Kerangka kerja
konseptual analisis kesenjangan menggunakan FMEA (Failure Mode and Effect
Analysis) diusulkan untuk mengelola perintah kerja/laporan hambatan. Sebuah
kuesioner dikembangkan berdasarkan FMEA untuk mengukur tingkat keparahan,
kejadian, dan deteksi. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang
diberikan kepada 12 responden, yang terdiri dari lima manajer, dua supervisor,
dan lima insinyur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, berdasarkan analisis akar
penyebab menggunakan diagram Fishbone, terdapat 20 kemungkinan penyebab
masalah. Berdasarkan RPN (risk priority number), urutan atau prioritas dari
kemungkinan penyebab tersebut adalah sebagai berikut: (1) Lingkungan (2
kemungkinan penyebab), (2) Mesin (3 kemungkinan penyebab), (3) Material (3
kemungkinan penyebab), (4) Perencanaan (4 kemungkinan penyebab), (5) Tenaga
Kerja (4 kemungkinan penyebab), dan (6) Metode/Proses (4 kemungkinan
penyebab). Rekomendasi yang diusulkan meliputi: (1) Memprioritaskan Area
Berdampak Tinggi dengan segera berfokus pada penanganan masalah-masalah
dengan peringkat tertinggi, yaitu adaptasi lingkungan (misalnya, jadwal kerja
yang adaptif, pengendalian iklim) dan manajemen mesin (misalnya, memulai
program Perawatan Preventif dan Perawatan Prediktif. Perbaikan pada proses
pengadaan harus diikuti dengan cermat, (2) Penerapan Sistematis dengan
memastikan penerapan yang sistematis dari semua solusi yang diusulkan di
seluruh area operasional yang relevan, (3) Membina Kolaborasi Lintas Fungsi
dengan mendorong kolaborasi yang kuat di antara departemen operasi,
pengadaan, sumber daya manusia, dan perencanaan untuk memastikan
implementasi yang terintegrasi dan efektif, (4) Strategi Tahapan ke dalam
implementasi jangka pendek, menengah, dan panjang, serta (5) Pemantauan
Kinerja Berkesinambungan, seperti membangun dan memanfaatkan indikator
kinerja utama seperti mengurangi volume Perintah Kerja/Laporan Hambatan
(WO/SR), meningkatkan kepatuhan terhadap kontrak, dan meningkatkan kepuasan
klien.
Perpustakaan Digital ITB