digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Departemen Perhotelan menyediakan layanan dukungan kepada penyedia layanan kesehatan utama di Timur Tengah. Departemen ini telah mengalami masalah tingginya jumlah perintah kerja/laporan hambatan yang mengakibatkan empat surat peringatan mengenai penurunan kualitas pemeliharaan lanskap. Untuk menangani masalah bisnis ini, tujuan dari penelitian ini termasuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah, mengusulkan solusi, dan menguraikan rencana implementasi untuk jangka pendek, menengah, dan panjang. Kerangka kerja konseptual analisis kesenjangan menggunakan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) diusulkan untuk mengelola perintah kerja/laporan hambatan. Sebuah kuesioner dikembangkan berdasarkan FMEA untuk mengukur tingkat keparahan, kejadian, dan deteksi. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang diberikan kepada 12 responden, yang terdiri dari lima manajer, dua supervisor, dan lima insinyur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, berdasarkan analisis akar penyebab menggunakan diagram Fishbone, terdapat 20 kemungkinan penyebab masalah. Berdasarkan RPN (risk priority number), urutan atau prioritas dari kemungkinan penyebab tersebut adalah sebagai berikut: (1) Lingkungan (2 kemungkinan penyebab), (2) Mesin (3 kemungkinan penyebab), (3) Material (3 kemungkinan penyebab), (4) Perencanaan (4 kemungkinan penyebab), (5) Tenaga Kerja (4 kemungkinan penyebab), dan (6) Metode/Proses (4 kemungkinan penyebab). Rekomendasi yang diusulkan meliputi: (1) Memprioritaskan Area Berdampak Tinggi dengan segera berfokus pada penanganan masalah-masalah dengan peringkat tertinggi, yaitu adaptasi lingkungan (misalnya, jadwal kerja yang adaptif, pengendalian iklim) dan manajemen mesin (misalnya, memulai program Perawatan Preventif dan Perawatan Prediktif. Perbaikan pada proses pengadaan harus diikuti dengan cermat, (2) Penerapan Sistematis dengan memastikan penerapan yang sistematis dari semua solusi yang diusulkan di seluruh area operasional yang relevan, (3) Membina Kolaborasi Lintas Fungsi dengan mendorong kolaborasi yang kuat di antara departemen operasi, pengadaan, sumber daya manusia, dan perencanaan untuk memastikan implementasi yang terintegrasi dan efektif, (4) Strategi Tahapan ke dalam implementasi jangka pendek, menengah, dan panjang, serta (5) Pemantauan Kinerja Berkesinambungan, seperti membangun dan memanfaatkan indikator kinerja utama seperti mengurangi volume Perintah Kerja/Laporan Hambatan (WO/SR), meningkatkan kepatuhan terhadap kontrak, dan meningkatkan kepuasan klien.