digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Imanuel Ezra Prawira
PUBLIC Open In Flipbook Alifah Yusriyah Salsabila

COVER Imanuel Ezra Prawira
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Imanuel Ezra Prawira
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Imanuel Ezra Prawira
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Imanuel Ezra Prawira
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Imanuel Ezra Prawira
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Imanuel Ezra Prawira
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Imanuel Ezra Prawira
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan

Krisis lahan pertanian menjadi isu yang semakin meningkat di Indonesia karena terbatasnya lahan pertanian yang produktif akibat penggunaan bahan kimia berlebihan dan praktik pertanian konvensional yang tidak berkelanjutan. Pertanian regeneratif merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Dalam mencapai pertanian regeneratif, diperlukan sebuah sistem pertanian yang menggunakan proses alami untuk meningkatkan kesehatan tanah. Hal tersebut dapat dicapai melalui penerapan sistem pertanian organik. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini dengan tujuan menentukan pengaruh variasi pre-treatment tanah serta menentukan kombinasi perlakuan pre-treatment tanah yang memberikan hasil terbaik terhadap kesehatan tanah, hasil biomassa, dan kandungan klorofil tanaman selada merah (Lactuca sativa L.). Kegiatan penelitian dilakukan dengan memberikan empat perlakuan pre-treatment tanah, yaitu penambahan pupuk kandang, kombinasi pupuk kandang dan Tricodherma sp., serta kombinasi pupuk kandang, Tricodherma sp., dan penanaman tanaman leguminosa sebagai pre-treatment tanah, dengan masing-masing 20 ulangan. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, kandungan klorofil, bobot basah, bobot kering, dan rasio akar-tajuk tanaman. Hasil penelitian dan analisis menunjukkan bahwa perlakuan ketiga memberikan hasil terbaik pada hampir seluruh parameter pertumbuhan tanaman, kecuali pada bobot basah dan kandungan klorofil. Perlakuan ketiga menghasilkan tinggi tanaman sebesar 19,25 cm, jumlah daun 11,1 helai, luas daun 105,94 cm², bobot kering 10,23 gram, serta rasio akar-tajuk sebesar 10,0. Sementara itu, perlakuan keempat memberikan bobot basah tertinggi, yaitu sebesar 110 gram. Nilai kandungan klorofil tertinggi diperoleh dari perlakuan kontrol, yaitu sebesar 2,47 mg/g. Temuan ini menunjukkan bahwa kombinasi pre-treatment tanah memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan dan kesehatan tanaman selada merah, sehingga pemilihan perlakuan sebaiknya disesuaikan dengan parameter tujuan yang ingin dicapai.