digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bank berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi sebagai perantara finansial dan mendistribusikan kredit ke sektor-sektor ekonomi utama. Bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendominasi pasar kredit di Indonesia dan telah mengalami pertumbuhan kredit yang konsisten selama satu dekade terakhir. Ekspansi tersebut menuntut manajemen risiko kredit dan performa keuangan yang kuat untuk memastikan keberlanjutan. Kementerian BUMN telah mengadopsi pendekatan spesialisasi dengan menugaskan fokus kredit sektoral kepada setiap bank BUMN, mendorong konsentrasi kredit sektoral juga mengurangi persaingan. Sebaliknya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menganjurkan diversifikasi kredit untuk mengurangi risiko dan mendorong stabilitas finansial. Perbedaan ini menimbulkan pertanyaan apakah akan mendorong spesialisasi di sektor tertentu atau mengejar strategi diversifikasi. Perbedaan regulasi ini mendasari penelitian ini untuk menguji dampak dari konsentrasi kredit sektoral terhadap risiko perbankan dan performa keuangan bank-bank BUMN konvensional di Indonesia. Penelitian ini menggunakan Pooled-OLS panel data regression dengan menggunakan STATA 16 untuk perhitungan. Sumber data diambil dari data tahunan dari 2014 hingga 2024 pada empat bank BUMN konvensional: Mandiri, BRI, BNI, dan BTN. Variabel independen untuk konsentrasi kredit sektoral diwakilkan dengan Herfindahl-Hirschman Index (HHI), yang mengukur tingkat konsentrasi kredit sektoral. Variabel dependennya adalah Non-Performing Loan (NPL) dan Return on Asset (ROA). Variabel kontrol meliputi Bank Size (ln Aset), BI Rate, dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Hasil penelitian menunjukkan HHI berdampak positif terhadap NPL adengan koefisien sebesar 0.009 namun tidak signifikan dengan p-value sebesar 0.489, menunjukkan bahwa konsentrasi yang lebih tinggi tidak secara signifikan meningkatkan atau menurunkan risiko kredit. Demikian pula, HHI berdampak negatif terhadap ROA dengan koefisien -0.008 tetapi juga tidak signifikan secara statistik dengan p-value 0.429. Namun, variabel kontrol seperti Bank Size dan BI Rate berpengaruh signifikan secara statistik terhadap ROA. Kesimpulannya, penelitian ini tidak menemukan bukti yang kuat bahwa konsentrasi kredit sektoral berpengaruh signifikan pada risiko kredit atau performa finansial Bank BUMN konvensional. Hasil ini menjelaskan pentingnya faktor institusional, regulasi, dan makroekonomi. Meskipun HHI tidak berpengaruh signifikan, disarankan untuk mengelola risiko terhadap eksposur sektoral spesifik, terutama di bawah mandat spesialisasi. Secara keseluruhan, strategi untuk meningkatkan risiko kredit dan performa finansial harus berfokus pada penilaian risiko yang disiplin yang melibatkan faktor makroekonomi dan mikroekonomi lainnya, bukan pada diversifikasi untuk kepentingannya sendiri.