digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dani Febrianto
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

COVER Dani Febrianto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Dani Febrianto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Dani Febrianto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Dani Febrianto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Dani Febrianto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Dani Febrianto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Dani Febrianto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Pemerintah Indonesia mendorong penggunaan bahan bakar alternatif biodiesel hingga 30% v/v pada tahun 2020 lewat peraturan menteri ESDM no 12 tahun 2015. Namun sifat biodiesel yang higroskopis membuatnya lebih rentan terhadap kontaminasi mikroorganisme khususnya yang berpengaruh terhadap korosi. Pada proses pendistribusiannya, bahan bakar campuran solar-biodiesel disimpan dalam tangki yang berbahan baja karbon. Bahan tersebut digunakan karena kuat dan murah. Akan tetapi, kekurangan dari baja karbon adalah mudah terkorosi secara kimiawi maupun biologis. Aktivitas mikroorganisme dalam medium campuran solar-biodiesel telah diteliti sebelumnya di ITB. Namun penelitian tersebut menggunakan mikroorganisme yang paling sering muncul di literatur-literatur yaitu B. megaterium dan S. marcescens. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas mikroba yang diisolasi dari produk korosi yang melibatkan hidrokarbon berupa solar, yaitu Bacillus licheniformis. Medium yang digunakan dalam penelitin ini berupa solar (Pertamina Dex) dengan variasi konsentrasi biodiesel (B15, B20, B30). Sebagai pembanding juga dilakukan perendaman dengan Pertamina Dex dan FAME. Beberapa analisis yang dilakukan adalah perhitungan jumlah sel dengan TPC, komponen penyusun biofilm dengan FTIR, produk korosi dengan XRD, dan laju korosi dengan gravimetri. Dari analisis yang dilakukan dapat dilihat bahwa pertumbuhan bakteri pada biofilm dipengaruhi oleh konsentrasi biodiesel pada solar. Namun, jumlah koloni paling banyak ditemukan di medium FAME/B100, disusul medium Pertamina Dex. Hal ini disebabkan, fase adaptasi lebih lama dibutuhkan bakteri pada medium B15, B20, dan B30. Terhadap laju korosi, adanya peningkatan konsentrasi biodiesel justru tidak sebanding. Laju korosi paling tinggi dicapai pada medium perendaman Pertamina Dex (0,1503 ± 0,049 mm/tahun) dengan aktivitas B.licheniformis. Variasi konsentrasi biodiesel tidak mempengaruhi komposisi biofilm dan jenis produk korosi pada permukaan logam. Komposisi biofilm terdiri dari senyawa degradasi biodiesel berupa asam asetat dan asam lemak, juga senyawa penyusun EPS berupa karbohidrat dan protein. Produk korosi yang dihasilkan akibat aktivitas B.licheniformis adalah Fe2O3, FeOOH dan Fe3O4