BAB 1 Muhammad Andre Cahya Praja
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Andre Cahya Praja
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Andre Cahya Praja
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Andre Cahya Praja
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Andre Cahya Praja
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Andre Cahya Praja
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Aktivitas penggalian dan penimbunan dalam kegiatan penambangan batubara berpotensi membentuk Air Asam Tambang (AAT). AAT terbentuk karena mineral sulfida terutama pirit (FeS2) akan tersingkap selama kegiatan penambangan sehingga akan bereaksi dengan oksigen dan air. Oleh karena itu, pemahaman ilmiah dan teknis mengenai pembentukan AAT harus dilakukan sejak dini untuk mengetahui dan meminimalisir resiko lingkungan yang akan terjadi, diantaranya dengan melakukan karakterisasi geokimia dan analisis laju oksidasi mineral sulfida.
Dua puluh satu sampel batuan dari dua pit tambang batubara berbeda digunakan dalam karakterisasi geokimia pada penelitian ini, meliputi rangkaian pengujian skala laboratorium yang terdiri atas uji mineralogi dan unsur, uji statik, uji kinetik, sekaligus pengujian kualitas air lindian hasil uji kinetik. Uji statik terdiri atas NAG pH, pH pasta, ANC, dan total sulfur yang nantinya akan disajikan dalam grafik penapisan yang selanjutnya hasilnya akan dikonfirmasi oleh uji kinetik menggunakan parameter pH dan TDS air lindian. Laju oksidasi mineral sulfida pirit ditentukan berdasarkan dua pendekatan yaitu dengan mol besi total dan mol sulfat total hasil uji kualitas air lindian.
Karakterisasi geokimia batuan mengklasifikasikan sepuluh dari dua puluh satu sampel sebagai material yang berpotensi membentuk asam (PAF) sehingga sepuluh sampel tersebut akan diuji lebih lanjut laju oksidasi mineral sulfidanya. Perhitungan laju oksidasi mineral sulfida pirit menggunakan dua pendekatan menunjukkan hasil yang berbeda yaitu laju oksidasi berdasarkan mol sulfat total jauh lebih cepat dibandingkann dengan menggunakan pendekatan mol besi total, hal ini disebabkan oleh sulfat akan cenderung stabil dalam larutan dibandingkan dengan spesies besi yang cenderung mengendap. Laju oksidasi sampel yang bersifat PAF berdasarkan mol besi total berkisar antara 9.41×10?13mol/m2s - 1.03×10?8mol/m2s, sedangkan berdasarkan mol sulfat total berkisar antara 5.57×10?11mol/m2s - 9.66×10?8mol/m2s.
Perpustakaan Digital ITB