digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri farmasi menghadapi tantangan dikarenakan tingginya biaya penelitian dan pengembangan. Biaya penelitian dan pengembangan yang tinggi mendorong berbagai perusahaan yang beroperasi di industri farmasi untuk memasarkan produknya secara global. Namun, metode pemasaran produk secara global tersebut menghadapi kesulitan dikarenakan regulasi yang ketat dan perbedaan regulasi pada tiap negara. Regulasi yang ketat tersebut dikarenakan banyak produk industri tersebut, seperti vaksin, bersinggungan dengan sistem kesehatan negara tersebut. PT. XYZ, salah satu perusahaan manufaktur vaksin di Indonesia, memiliki tujuan untuk meningkatkan kapabilitasnya dengan membangun fasilitas komersial untuk memenuhi permintaan global atas vaksin Hepatitis B. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kerangka pengambilan keputusan dengan menggunakan simulasi Monte Carlo sebagai metode proyeksi permintaan untuk menghadapi permintaan yang fluktuatif. Metode Analytic Hierarchy Process digunakan untuk menentukan kapasitas yang paling sesuai untuk PT. XYZ. Pada proyeksi permintaan ditentukan secara global dan nasional dalam rentang waktu 15 tahun. Proyeksi tersebut dihasilkan dengan tiga skenario. Alternatif kapasitas dihasilkan berdasarkan hasil proyeksi dengan rentang 55 juta hingga 80 juta dosis per tahunnya. Kriteria penilaian yang digunakan berdasarkan laporan kelayakan dan wawancara anggota yang terlibat pada proyek. Alternatif tersebut di analisis dengan tiga kriteria, yaitu permintaan terserap, aspek kapasitas, dan kelayakan finansial. Metode AHP kemudian digunakan untuk menilai bobot kepentingan relatif dari setiap kriteria dan subkriteria untuk menentukan alternatif yang tepat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penyusunan kerangka pengambilan keputusan secara terstruktur dalam industri farmasi ketika menghadapi fluktuasi permintaan, serta menjadi model yang dapat digunakan untuk situasi dan lingkungan yang serupa.