Gunung api memiliki potensi sumber panas bumi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia. Metode geofisika merupakan salah satu metode yang berperan dalam mengeksplorasi sumber panas bumi. Survei geofisika digunakan untuk mengetahui struktur bawah permukaan lapangan atau daerah penelitian. Pada tugas akhir ini penelitian dilakukan pada daerah Gunung Tangkuban Perahu dan sekitarnya menggunakan metode magnetik sehingga didapat variasi magnetik bawah permukaan. Dari hasil pengolahan yang telah dilakukan, nilai magnetik yang didapat berkisar antara 43000 nT – 45800 nT. Didapat anomali magnetik dikoreksi berkisar antara -1600 nT – 500 nT dimana nilai negatif memperlihatkan dugaan daerah panas bumi. Suseptibilitas anomali magnetik yang ada pada daerah dugaan panas bumi pada lintasan penampang CD yaitu sebesar -0.036 cgs yang diinterpretasikan sebagai lapisan batu lempung atau clay. Lapisan batuan ini berada pada kedalaman ±600 m dari permukaan sampai kedalaman 800 m. Clay dapat diinterpretasikan sebagai caprock. Jika dibandingkan, daerah pendugaan panas bumi model Mag2dc berada pada kedalaman ±600 m – ±800 m dan berada pada jarak antara 3000 m – 4000 m sementara pada pada hasil CSAMT daerah dugaan panas bumi berada pada kedalaman ±600 m - ±900 m dan pada jarak 3000 m – 4000 m. Hasil pemodelan struktur bawah permukaan Gunung Tangkuban Perahu dan sekitarnya yang paling mendekati hasil inversi CSAMT yaitu model penampang lintasan CD.
Perpustakaan Digital ITB