digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gempa Nias tahun 2005 merupakan peristiwa megathrust dengan magnitudo utama sebesar 8,6 yang disertai oleh banyak gempa susulan (aftershock) dan berdampak luas di wilayah sekitarnya. Peristiwa ini menjadi kajian yang relevan untuk dianalisis dari segi pola sebaran spasial magnitudonya. Tugas akhir ini bertujuan untuk memodelkan distribusi spasial magnitudo menggunakan pendekatan semivariogram anisotropik tiga dimensi (3D), serta mengevaluasi pengaruh penerapan metode Semiparametric Bootstrap (SPB) terhadap akurasi prediksi hasil interpolasi menggunakan metode Ordinary Kriging (OK). Semivariogram eksperimental dihitung berdasarkan pasangan titik dalam setiap sektor arah dip, dengan modifikasi lebar kelas jarak menjadi setengah dari aturan Scott untuk meningkatkan banyak lag, khususnya pada sektor dip 45° dan 90°. Namun, sektor dip 90° tetap menghasilkan banyak lag yang terbatas sehingga tidak dilanjutkan dalam pemodelan. Pemodelan semivariogram teoretis dilakukan dengan pendekatan Weighted Least Square (WLS) dan algoritma optimisasi Nelder–Mead. Sebagian besar sektor menunjukkan bahwa model Gauss menghasilkan nilai fungsi objektif terkecil dibandingkan model lainnya, sehingga dipilih sebagai dasar dalam konstruksi semivariogram anisotropik 3D. Model akhir berbentuk zonal campuran antara sektor dip 0° (kombinasi isotropik dan geometrik) dan sektor dip 45° (kombinasi isotropik dan zonal), dengan pembobotan berbasis range. Replikasi data dilakukan menggunakan metode SPB untuk membentuk semivariogram eksperimental bootstrap, yang kemudian di-fitting ulang. Model terbaik setelah SPB adalah model tipe spherikal. Kedua model teoretis digunakan untuk interpolasi spasial menggunakan metode OK dan dievaluasi menggunakan Mean Absolute Error (MAE). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa model hasil SPB menghasilkan nilai MAE yang lebih rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode SPB meningkatkan stabilitas dan akurasi prediksi spasial magnitudo gempa.