Sistem administrasi pertanahan (SAP) berbasis data spasial tiga dimensi (3D)
memiliki potensi besar untuk mendukung pembangunan rendah emisi melalui
integrasi informasi spasial dan legal. Tesis ini mengembangkan model
administrasi pertanahan 3D yang digunakan untuk menghitung penyerapan karbon
neto (net carbon sink) di wilayah perkotaan. Model ini menggabungkan standar
Land Administration Domain Model (LADM) dan CityGML melalui
pengembangan dua Application Domain Extension (ADE), yaitu LandParcelADE
untuk memodelkan bidang tanah dan ruang hak, serta EmisiADE untuk
memodelkan stok dan emisi karbon. Studi kasus dilakukan di Kecamatan Sumur
Bandung, Kota Bandung, dengan data spasial seperti ortofoto, DEM, bidang
tanah, dan zonasi. Pendekatan ini mengklasifikasikan penutup lahan ke dalam
kategori vegetasi, bangunan, dan lahan terbuka untuk menghitung stok karbon dan
emisi secara spasial menggunakan FME. Hasilnya menunjukkan bahwa vegetasi,
khususnya pohon tunggal, menjadi penyumbang utama stok karbon (rata-rata
78%), sementara bangunan dan aktivitas rumah tangga menjadi sumber emisi
terbesar. Hasil perhitungan divisualisasikan secara 3D di Cesium ION. Model ini
memungkinkan estimasi penyerapan karbon neto yang lebih presisi per bidang
tanah, sekaligus membuka peluang implementasi kebijakan seperti insentif pajak
berbasis emisi (green tax). Kebaruan penelitian ini terletak pada integrasi model
legal pertanahan dan perhitungan spasial emisi karbon dalam satu kerangka
semantik 3D, yang dapat memperkuat kebijakan administrasi pertanahan yang
adaptif terhadap perubahan iklim.
Perpustakaan Digital ITB