digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sistem administrasi pertanahan (SAP) berbasis data spasial tiga dimensi (3D) memiliki potensi besar untuk mendukung pembangunan rendah emisi melalui integrasi informasi spasial dan legal. Tesis ini mengembangkan model administrasi pertanahan 3D yang digunakan untuk menghitung penyerapan karbon neto (net carbon sink) di wilayah perkotaan. Model ini menggabungkan standar Land Administration Domain Model (LADM) dan CityGML melalui pengembangan dua Application Domain Extension (ADE), yaitu LandParcelADE untuk memodelkan bidang tanah dan ruang hak, serta EmisiADE untuk memodelkan stok dan emisi karbon. Studi kasus dilakukan di Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, dengan data spasial seperti ortofoto, DEM, bidang tanah, dan zonasi. Pendekatan ini mengklasifikasikan penutup lahan ke dalam kategori vegetasi, bangunan, dan lahan terbuka untuk menghitung stok karbon dan emisi secara spasial menggunakan FME. Hasilnya menunjukkan bahwa vegetasi, khususnya pohon tunggal, menjadi penyumbang utama stok karbon (rata-rata 78%), sementara bangunan dan aktivitas rumah tangga menjadi sumber emisi terbesar. Hasil perhitungan divisualisasikan secara 3D di Cesium ION. Model ini memungkinkan estimasi penyerapan karbon neto yang lebih presisi per bidang tanah, sekaligus membuka peluang implementasi kebijakan seperti insentif pajak berbasis emisi (green tax). Kebaruan penelitian ini terletak pada integrasi model legal pertanahan dan perhitungan spasial emisi karbon dalam satu kerangka semantik 3D, yang dapat memperkuat kebijakan administrasi pertanahan yang adaptif terhadap perubahan iklim.