Salah satu masalah kesehatan di Provinsi Jawa Barat yang genting adalah stunting, yaitu kegagalan pertumbuhan pada 1000 hari pertama kehidupan balita. Faktor-faktor penyebabnya adalah: 1) kekurangan air bersih, 2) minimnya fasilitas kesehatan, 3) kurangnya akses sanitasi, dan lain sebagainya. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022 tingkat prevalensi stunting dikategorikan tinggi jika lebih dari 30 persen. Faktor-faktor yang memengaruhi tingkat prevalensi stunting di kabupaten atau kota di Jawa Barat dianalisis menggunakan regresi linear berganda. Faktor yang berpengaruh signifikan dimodelkan secara spasial menggunakan semivariogram isotropik. Penaksiran parameter semivariogram yaitu efek acak (????0), nilai batas (????+????0), dan jarak kritis (????) menggunakan metode Maksimum Likelihood (ML). Model teoritis semivariogram yang digunakan yakni Eksponensial, Gauss, dan Spherikal. Berdasarkan penaksiran parameter ML model terbaik adalah spherikal. Model spherikal digunakan untuk menginterpolasi lokasi yang tersampel menggunakan interpolasi Universal Kriging. Fungsi tren yang digunakan dalam interpolasi UK adalah fungsi tren orde satu dan orde dua. Hasil studi menunjukkan bahwa model spherikal menggunakan fungsi tren orde satu menghasilkan nilai estimasi yang paling baik untuk tingkat prevalensi stunting dan variabel bebas yang berpengaruh signifikan.
Perpustakaan Digital ITB