Mineral laterit merupakan bijih nikel namun juga memiliki kandungan kobalt dalam jumlah tertentu. Kobalt dan nikel termasuk logam yang bernilai ekonomi tinggi. Unsur kobalt dan nikel memiliki sifat fisik dan kimia yang tidak jauh berbeda. Pemisahan ion kobalt dan nikel tidak efektif dan efisien bila dilakukan dengan cara-cara sederhana dan murah. Batuan mineral laterit digerus menggunakan alat mill sampai menjadi serbuk halus mineral laterit. Selanjutnya serbuk sampel mineral laterit tersebut diuji dengan metode XRF untuk mengetahui kadar unsur-unsur logam di dalamnya. Proses pemisahan kobalt dan nikel dilakukan setelah proses pelarutan menggunakan asam sulfat (H2SO4) 6 M. Penentuan kondisi optimum dalam proses pemisahan kobalt dan nikel dengan teknik Tubular Supported Liquid Membrane (TSLM) dengan menggunakan tri-n- octylamine (TOA) sebagai carrier dilakukan dengan menggunakan larutan simulasi dengan konsentrasi ion Co(II) dan Ni(II) masing-masing sebesar 300 ppm. Kondisi optimum yang diperoleh selanjutnya diterapkan untuk memisahkan kedua logam tersebut dari logam lain dalam larutan sampel mineral laterit. Optimasi proses pemisahan Co(II) dan Ni(II) dengan TSLM dilakukan dengan memvariasikan berbagai parameter diantaranya pH larutan umpan, konsentrasi carrier (TOA), konsentrasi larutan amonia, dan konsentrasi NH4SCN dalam larutan umpan. Kondisi optimum yang diperoleh dievaluasi berdasarkan nilai faktor pemisahan (? = % ekstraksi Co(II) / % ekstraksi Ni(II)), pada penelitian ini diperoleh pada pH fasa umpan = 4,0, konsentrasi carrier Alamin300 (TOA) = 0,7
%(v/v), konsentrasi fasa penerima (NH3) = 0,9 M, dan konsentrasi reagen pengompleks NH4SCN = 0,5 M. Konsentrasi ion kobalt dan nikel ditentukan dengan spektrofotometer serapan atom. Penerapan kondisi optimum pada larutan sampel hasil pelarutan mineral laterit yang mengandung konsentrasi ion Ni(II) dan Co(II) masing-masing 400 mg/L dan 40 mg/L dengan waktu pemisahan selama 90 menit, memberikan faktor pemisahan (?) sebesar 2,51.
Perpustakaan Digital ITB